Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian China semakin melambat pada bulan Desember karena wabah Covid-19 yang masif menyebar ke seluruh negeri, dengan aktivitas merosot karena masyarakat memutuskan untuk tetap berada di rumah untuk menghindari virus tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (26/12/2022), indeks agregat dari delapan indikator awal menunjukkan kontraksi aktivitas ekonomi pada bulan Desember dari laju yang sudah lemah pada bulan November, sehingga prospeknya cenderung suram menjelang tahun baru.
Meskipun tidak ada data yang kuat terkait sejauh mana virus telah menyebar, Covid-19 telah menyerang setiap provinsi sebelum akhir pengujian yang ekstensif. Pelonggaran hampir semua pembatasan domestik diperkirakan semakin memperburuk penyebaran.
Sebelum pembatasan dicabut, ekonomi China sedang berjuang dengan kemerosotan belanja konsumen yang semakin dalam dan output industri yang tumbuh paling lambat sejak musim semi.
Situasi kian memburuk bagi toko-toko dan restoran di Beijing dibandingkan wilayah China lainnya, menyebabkan penjualan ritel di kota tersebut turun hampir 18 persen pada bulan November lantaran kasus dan pembatasan meningkat.
Data frekuensi pada penggunaan kereta bawah tanah dan jalan raya menunjukkan masyarakat saat ini bebas beraktivitas, tapi hanya sedikit yang kembali melakukan aktivitas luar ruangan bulan ini.
Baca Juga
BloombergNEF mengungkapkan perjalanan di kereta bawah tanah Beijing pada Kamis pekan lalu mencapai 3,6 juta, 70 persen di bawah level pada hari yang sama pada tahun 2019, dan kemacetan lalu lintas di jalan-jalan kota hanya 30 persen dari level pada Januari 2021. Kota-kota besar lainnya seperti Chongqing, Guangzhou, Shanghai, Tianjin, dan Wuhan juga mengalami penurunan yang sama.
Penurunan aktivitas di luar rumah berdampak pada penjualan rumah dan mobil, menyebabkan prospek penjualan keduanya turun pada minggu-minggu pertama bulan ini.
Penjualan mobil telah didukung oleh subsidi pemerintah yang merupakan titik terang bagi belanja konsumen tahun ini, tetapi mulai turun pada November karena konsumen menarik diri.
Hal ini berdampak pada output industri, dengan produksi mobil turun untuk pertama kalinya sejak bulan Mei, ketika banyak pabrik terpaksa ditutup.
Standard Chartered Plc. menjelaskan penurunan pasar mencerminkan kepercayaan yang buruk di antara bisnis kecil, yang mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Desember.
Sekalipun ada perbaikan pada bulan November, indeks utama masih menunjukkan perusahaan-perusahaan kecil tidak optimis tentang situasi saat ini atau masa depan.
Ekonom Standard Chartered Hunter Chan dan Ding Shuang menilai sektor manufaktur mengalami beberapa perbaikan, dilihat dari kenaikan pesanan baru, penjualan, dan produksi dari bulan November
“Hal ini kemungkinan mencerminkan dampak positif dari pelonggaran kontrol Covid," tutur mereka.
Namun, sektor UKM jasa terus menghadapi hambatan dari sentimen konsumen yang lemah di tengah meningkatnya kasus Covid," tulis mereka dalam sebuah laporan minggu lalu.