Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Optimisme Menyambut Endemi Hingga Winter Tech

Performa ekonomi domestik yang apik makin memantapkan langkah pemerintah masuk ke fase APBN 2023 yang normal.
Pengunjung memadati kawasan Pantai Ancol di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (3/5/2022). Objek wisata tersebut kembali ramai dikunjungi wisatawan pada saat liburan Hari Raya Idul Fitri 1443 H setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan kunjungan wisatawan akibat pandemi COVID-19./Antara
Pengunjung memadati kawasan Pantai Ancol di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (3/5/2022). Objek wisata tersebut kembali ramai dikunjungi wisatawan pada saat liburan Hari Raya Idul Fitri 1443 H setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan kunjungan wisatawan akibat pandemi COVID-19./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Sinyal masuknya Indonesia ke masa endemi mulai terlihat. Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yang sedang menyiapkan rencana penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada saat yang sama, performa ekonomi domestik yang apik makin memantapkan langkah pemerintah masuk ke fase APBN 2023 yang normal, seiring dengan keberhasilan mencetak rapor hijau dalam perekonomian.

Di samping itu, sejumlah indikator ekonomi berhasil menunjukkan pemulihan, yakni pertama, kinerja defisit APBN yang diprediksi kuat di bawah 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini. Kedua, kinerja ekspor yang surplus selama 31 bulan, surplus transaksi berjalan yang masih cukup tinggi.

Ulasan tentang optimisme menyambut era endemi menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Kamis (22/12/2022):

 

1. Kaleidoskop 2022: Ekonomi Global dan Momentum Akselerasi Pasar Modal

Ekonomi global mengalami pasang surut sepanjang 2022 seiring dengan pecahnya perang Rusia di Ukraina dan pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat yang telah berhasil menciptakan pukulan bagi perekonomian negara maju dan berkembang.

Invasi Rusia di Ukraina telah memperparah kondisi rantai pasok yang belum pulih akibat pandemi Covid-19. Kenaikan harga energi dan komoditas pangan secara otomatis telah menciptakan gelombang inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

Peperangan Rusia, negara pemasok energi terbesar bagi Uni Eropa telah memicu kelangkaan energi di Benua Biru. Belum lagi inisiasi negara Barat untuk menerapkan sanksi impor minyak yang bisa memengaruhi harga minyak dunia dan sikap dingin Rusia untuk memutus pasokan gas ke Uni Eropa. 

Di sisi lain, Tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan pasar saham Indonesia. Setelah pada 2020 lalu pasar anjlok hingga indeks harga saham gabungan (IHSG) turun ke level 3.900-an, pada 2022 IHSG sukses beberapa kali memecahkan rekor baru.

Meski demikian, dinamika IHSG sepanjang tahun 2022 tidak konsisten menguat. IHSG sukses bertengger sebagai indeks komposit dengan kinerja terbaik di Asia Tenggara maupun Asia Pasifik, tetapi tingkat return-nya mengalami volatilitas.

 

2. Optimisme Menyambut Era Endemi

Presiden Joko Widodo memberi sinyal untuk mengakhiri pandemi dengan menghentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan masuk ke fase normal Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023. Hal itu seiring dengan keberhasilan mencetak rapor hijau dalam perekonomian.

Hal itu disampaikan dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Ballroom Ritz Carlton, Rabu (21/12/2022). Optimisme tersebut merujuk pada data konfirmasi kasus positif yang kian merosot.

Di samping itu, sejumlah indikator ekonomi berhasil menunjukkan pemulihan. Kendati demikian, Presiden Jokowi masih menunggu kajian dari Kementerian Kesehatan terkait dengan dirilisnya Keputusan Presiden tentang berakhirnya PSBB-PPKM. Dia menugaskan Kemenkes untuk menyelesaikan kalkulasi dalam sepekan.

 

3. Tatkala China-India-Indonesia Berkejaran Kuasai Pasar Batu Bara

Sejumlah negara berkembang di Asia akan meningkatkan penggunaan batu bara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka, bahkan pada saat negara-negara itu menambahkan lebih banyak energi terbarukan.

Sejalan dengan itu, tiga negara produsen batu bara terbesar dunia, yakni China, India, dan Indonesia juga meningkatkan produksi emas hitamnya sehingga mencapai rekor baru pada tahun ini.

Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) yang bertajuk Coal 2022: Analysis and Forecast to 2025 yang dipublikasikan pada Jumat (16/12/2022), peningkatan produksi batu bara pada tahun ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi dua negara produsen batu bara terbesar dunia, China dan India, juga mengalami hal serupa.

Untuk Indonesia, IEA memproyeksikan produksi emas hitam itu akan mencapai rekor baru pada tahun ini hingga ke level 622 juta ton meskipun akan mendingin pada 2025. Rekor eksportir terbesar global juga masih dipertahankan Indonesia.

 

4. Arah Baru Pasar Aluminium Otomotif

Penggunaan alumnium pada industri otomotif tidak saja semakin meningkat, tetapi juga mengarah pada material ramah lingkungan (green aluminium). Terbaru, Nissan bersiap menggunakan pelat rendah emisi karbon untuk produksi mobilnya awal 2023.

Nissan Motor Co., Ltd. (Nissan) mengumumkan bahwa perusahaan menggandeng Kobe Steel, Ltd. (Kobe Steel) untuk pengadaan pasokan aluminium dan baja hijau Kobenable Steel untuk model Nissan mulai Januari 2023 dan seterusnya.

Kobe Steel akan memasok Nissan dengan lembaran aluminium yang terbuat dari bahan baku green-aluminium. Ini merupakan pertama kalinya Kobenable Steel digunakan pada kendaraan yang diproduksi secara massal.

Paket pasokan aluminium hijau dan baja ramah lingkungan dari Kobe Steel merupakan salah satu strategi Nissan untuk mencapai netralitas karbon di seluruh siklus hidup produknya pada 2050.

Pada saat yang sama, keputusan penggunaan baja dan aluminium hijau itu juga untuk mempertahankan kualitas produk yang sama tinggi dengan produk konvensional.

 

5. Winter Tech Berlanjut, Xiaomi Dikabarkan PHK Besar-Besaran

Musim dingin industri teknologi atau winter tech masih berlanjut. Kali ini, Xiaomi, produsen teknologi asal Cina dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap karyawannya.

Dilansir dari TechNode, Selasa (20/12/2022), PHK akan menyasar ke divisi ponsel dan internet. Berdasarkan informasi dari karyawan Xiaomi, beberapa outlet atau unit di Cina sudah mulai melakukan pengurangan staf sebanyak 75 persen.

Divisi internet Xiaomi saat ini sudah mengalami penurunan jumlah karyawan sebesar 40 persen. Perusahaan menawarkan paket kompensasi "N+2" kepada karyawan yang terdampak, N merupakan jumlah tahun karyawan yang sudah bekerja di Xiaomi.

Artinya, jika karyawan sudah bekerja selama 1 tahun akan mendapatkan kompensasi sebanyak 1+2. Adapun, Xiaomi saat ini enggan memberikan tanggapan kepada TechNode.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper