Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan fokus dalam penciptaan nilai tambah sebagai strategi utama melakukan transformasi di sektor manufaktur.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kebijakan yang selama ini didorong oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yakni hilirisasi, merupakan kebijakan yang tepat untuk menciptakan nilai tambah tersebut.
"Apa yang menjadi kebijakan yang secara konsisten didorong oleh Presiden Jokowi, yaitu hilirisasi, merupakan kebijakan yang tepat untuk dapat menciptakan nilai tambah di Indonesia," kata Agus Dalam Seminar Nasional berjudul Outlook Perekonomian Indonesia 2023: Menjaga Resiliensi Melalui Transformasi Struktural, di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Di Kemenperin, sambungnya, ada 3 subsektor industri yang difokuskan untuk dihilirisasi. Antara lain, industri agro, bahan bakar dan mineral, serta minyak dan gas dan batu bara. Dia menyontohkan, hilirisasi di subsektor kelapa sawit.
Menurut perhitungannya, terdapat nilai tambah sebesar 1,36 kali lipat atas hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak goreng, 1,86 kali lipat dari kelapa sawit ke margarin, 1,88 kali lipat ke fatty acid, 2,66 kali lipat ke surfactant, serta 3,88 kali lipat ke kosmetik.
Di samping itu, subsektor tersebut juga sudah menciptakan tenaga kerja langsung sebanyak 2,5 juta orang.
Baca Juga
Industri kedua yang menjadi prioritas hilirisasi adalah tambang dan mineral, terutama nikel. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan CPO atau kelapa sawit, produk hilirisasi nikel berpotensi menciptakan nilai tambah hampir 400 kali lipat.
"Kalau bicara soal nikel, hal yang terpenting adalah bagaimana kami mendorong produksi electric vehicle (EV), termasuk produksi baterainya," jelas Agus.
Selain itu, terdapat beberapa produk turunan hilirisasi lainnya dari nikel seperti alat kesehatan, alat dapur, alat-alat terkait industri kedirgantaraan, dan lain-lain.
Industri semikonduktor pun juga memerlukan bahan baku dari hasil tambang dan mineral. Saat ini, Agus menyebut Indonesia telah mampu memproduksi integrated circuit (IC) design semikonduktor.
Saat ini, jelasnya, pemerintah fokus mengarahkan serta mendorong kemampuan sektor manufaktur di Tanah Air untuk memproduksi wafer semikonduktor. Agus mengaku optimistis dengan upaya tersebut mempertimbangkan ketersediaan bahan baku di Indonesia.
"Contohnya silika. Nanti kalau bauksit dilarang ekspornya, ada by product dari bauksit yang disebut galium sebagai bahan baku wafer yang sekarang sedang kami dorong untuk bisa diproduksi dalam waktu sesingkat-sesingkatnya,"
Terakhir, pemerintah berharap proyek hilirisasi gas untuk membuat produk metanol dan amonia juga bisa rampung dalam waktu dekat. "Jadi, hilirisasi penting bagi Indonesia karena menciptakan nilai tambah, tenaga kerja, dan investasi," ujarnya.