Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia kemungkinan akan keluar dari pandemi Covid-19. Selain itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga kemungkinan akan dihentikan pada akhir tahun ini.
Pernyataan tersebut diungkapkan Jokowi saat memberikan kata sambutan di acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Hotel Ritz-Charlton, Jakarta pada Rabu (22/12/2022).
"Saat itu, saya katakan hampir 80 persen Menteri menyarankan saya untuk lockdown. Termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau kita lakukan saat itu, ini ceritanya akan lain," ujar Jokowi, Rabu (21/12/2022).
Namun, Jokowi mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mulai membaik. Sehingga pemerintah tengah mengkaji kemungkinan untuk tak lagi menerapkan PPKM pada akhir tahun ini.
"Mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB dan PPKM kita. Perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulit," kata Jokowi disambut tepuk tangan dari para hadiri.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Kadin Bidang Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri, Shinta Kamdani, mendorong pemerintah untuk menyusun garis besar pedoman (roadmap) untuk masa transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi yang akan dikaji kembali oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan indikator tertentu.
Dia berharap keberhasilan program vaksin Covid-19 menjadi faktor pendukung proses transisi dari pandemi menjadi endemi yang memungkinkan masyarakat beraktivitas seperti biasa dengan penyesuaian protokol kesehatan untuk bisa menjadi panduan aktivitas masyarakat.
“Kami menyambut baik rencana pengaturan protokol kesehatan dalam roadmap masa transisi yang mencakup sejumlah sektor usaha prioritas, seperti perdagangan, kantor dan kawasan industri, transportasi, pariwisata, keagamaan dan pendidikan,” kata Shinta kepada Bisnis, Rabu (21/12/2022).
Shinta menilai pelonggaran mobilitas masyarakat tentu saja akan mendorong kembali aktivitas dunia usaha dan aktivitas ekonomi, termasuk berpengaruh pada belanja masyakat. Contohnya untuk sektor pariwisata perdagangan, relaksasi transisi ke endemi akan mendorong peningkatan kinerja dan aktivitas di sektor yang sangat terkontraksi saat pandemi.
Namun, dia mengatakan kebijakan fiskal tetap perlu dilakukan simultan oleh pemerintah untuk mengurangi tekanan keuangan yang dialami sektor bisnis, menjaga kestabilan ketersediaan likuiditas serta kredit kepada perusahaan yang terdampak.
“Kebijakan ekonomi dan sistem keuangan juga tetap perlu diarahkan untuk menjaga stabilitas lewat ketersediaan likuiditas kepada perbankan, kebijakan moneter yang mampu merespon tekanan pasar serta mendorong investasi di tengah kenaikan suku bunga acuan,” ujarnya.