Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Negara Moncer, Defisit APBN 2022 Diramal Cuma 1,72 Persen

Dengan realisasi defisit yang lebih rendah, kinerja APBN tahun ini dapat menjadi pijakan yang kuat untuk APBN yang sehat dan berkelanjutan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  (tengah), dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berbincang disela acara konferensi pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, (16/8/2022). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah), dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berbincang disela acara konferensi pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, (16/8/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 diperkirakan mencapai tingkat yang lebih rendah dari proyeksi pemerintah.

Pada pertengahan 2022, pemerintah memperkirakan defisit APBN pada 2022 akan membaik menjadi 3,92 persen.

Peneliti Perpajakan Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai proyeksi tersebut terlalu moderat mengingat kinerja penerimaan pajak yang melonjak atau dapat dikatakan extraordinary.

“Berdasarkan proyeksi kami, akan ada tambahan penerimaan sebesar Rp325,49 triliun dari asumsi proyeksi outlook 2022 dalam nota Keuangan APBN,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (21/12/2022).

Jika belanja negara diasumsikan sesuai target Perpres No. 98/2022, maka menurutnya realisasi defisit APBN tahun 2022 akan mencapai 1,72 persen dari PDB.

“Kami memproyeksikan bahwa realisasi defisit anggaran tahun 2022 hanya berkisar 1,72 persen terhadap PDB. Keseimbangan primer akan kembali positif. Kami memproyeksikan keseimbangan primer sebesar Rp66,39 triliun. Tentunya angka ini bergantung pada penyerapan anggaran di daerah,” jelasnya.

Dengan realisasi defisit yang lebih rendah, Fajry menilai kinerja APBN tahun ini dapat menjadi pijakan yang kuat untuk APBN yang sehat dan berkelanjutan. Target defisit APBN kembali di bawah 3 persen pada 2023 pun menurutnya kemungkinan besar akan tercapai.

“Kondisi APBN kita yang kuat tentunya akan sangat berperan penting dalam menghadapi tantangan ekonomi tahun depan, mengingat pemerintah harus menjaga inflasi namun tetap mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Fajry memperkirakan penerimaan pajak tahun ini mencapai kisaran Rp1.823,6 atau 122,8 persen dari target penerimaan dalam Perpres No. 98/2022.

“Pertumbuhan penerimaan pajak tahun ini kami proyeksikan sebesar 42,64 persen atau tertinggi dalam dua dekade terakhir,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper