Bisnis.com, JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) salah satu perusahaan konstruksi dan investasi di Indonesia (PTPP) optimistis dapat mencapai target perolehan kontrak baru Rp31 triliun hingga akhir 2022.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Bakhtiyar Efendi, mengatakan untuk mencapai target di akhir tahun 2022 ini, PTPP tengah menunggu hasil pengumuman dari beberapa tender yang telah diikuti, diantaranya dari sektor Gedung sebanyak 3 proyek dan sektor Infrastruktur sebanyak 4 proyek.
Selain itu, dia menyebut, PTPP juga masih menunggu hasil pengumuman 2 paket proyek di luar negeri dan beberapa tender dari anak usaha.
"Dengan total raihan perolehan kontrak baru tersebut, PTPP optimis dapat menembus target perolehan kontrak baru yang telah ditetapkan oleh manajemen, yaitu sebesar Rp31 triliun,” kata Bakhtiyar, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (18/12/2022).
Sementara itu, sampai dengan akhir November 2022, PTPP telah mencatatkan perolehan kontrak baru sampai dengan akhir November 2022 sebesar Rp27,49 triliun.
Bakhtiyar mengatakan perolehan kontrak baru per November 2022 tumbuh 66,60 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp16,52 triliun.
Adapun, perolehan kontrak baru yang berhasil diraih oleh PTPP periode November 2022 didominasi oleh sektor Gedung sebesar Rp2,5 triliun, sektor Infrastrukur sebesar Rp873 miliar, dan kontribusi Anak Usaha sebesar Rp2 triliun, sebagian besar berasal dari sektor hauling road service pertambangan.
"PTPP berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp27,49 triliun sampai dengan akhir November 2022. Saat ini, PTPP masih menunggu hasil pengumuman dari beberapa tender yang telah diikuti" ujarnya.
Bakhtiyar juga menambahkan sampai dengan November 2022, kontrak baru dari BUMN (SOE) mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 52 persen, disusul oleh Pemerintah sebesar 36 persen, dan Swasta sebesar 12 persen.
Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari Induk sebesar 75 persen dan anak usaha sebesar 25 persen, sedangkan, berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis jasa konstruksi sebesar 80 persen EPC sebesar 15 persen, anak usaha sebesar 5 persen.