Bisnis.com , JAKARTA - Rektor Sekolah Tinggi Teknik Perusahaan Listrik Negara (STT PLN) Iwa Garnida Mulyana mengungkap, program bantuan penanak nasi listrik (BNPL) bukan satu-satunya cara untuk menyalurkan cadangan listrik berlebih yang dimiliki PLN .
“Kebijakan ini memang dapat membantu meningkatkan penggunaan listrik sehingga menurunkan kelebihan pasokan yang dialami PLN, meski bukan itu satu-satunya cara,” ungkap Iwa saat dihubungi Bisnis pada Jumat (16/12/2022).
Lebih lanjut menurut Iwa, kebijakan tersebut juga harus dibarengi dengan pembagian kompor listrik dan pendorongan penggunaan kendaraan listrik sehingga bisa lebih membantu tujuan PLN tersebut.
"Sebaiknya bukan hanya rice cooker tapi juga kompor induksi atau kompor listrik, dalam rangka menurunkan over supply akan lebih efektif, juga mendorong penggunaan kendaraan listrik," tambah Iwa.
Iwa menyayangkan tindakan PLN yang telah membatalkan wacana pembagian kompor listrik untuk menurunkan oversupply listrik ini. Menurutnya, rice cooker yang dipilih sebagai pengganti kompor listrik tersebut sudah marak digunakan.
"Justru aneh bagi saya mengapa kebijakan ini dibatalkan, rice cooker sudah umum digunakan saya kira tidak perlu insentif khusus," tutur Iwa.
Sebaliknya, menurut Iwa kompor justru masih jarang dipergunakan dan perlu insentif khusus mengenai hal ini, disertai dengan promosi yang masif.
Sebelumnya, PLN resmi membatalkan program konversi atau pemakaian kompor LPG 3 Kilogram ke kompor listrik.
Program tersebut batal dilakukan setelah parlemen dan sebagian masyarakat mengajukan penolakan terhadap inisiatif konversi kompor yang diajukan eksekutif tersebut.