Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed: Pasar Tenaga Kerja yang Ketat Dorong Urgensi Kenaikan Suku Bunga

Presiden the Fed New York John Williams mengatakan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat meningkatkan urgensi kenaikan suku bunga acuan.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat meningkatkan urgensi penerapan suku bunga tinggi dalam waktu yang cukup lama, meskipun inflasi mulai melandai.

"Ada tanda-tanda yang jelas bahwa permintaan di pasar tenaga kerja melebihi pasokan yang ada," kata William seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (17/12/2022).

Dia memperkirakan inflasi akan melambat ke kisaran 3 persen hingga 3,5 persen. Namun tantangan terberatnya justru bagaimana menekan inflasi ke target 2 persen The Fed.

"Kita harus melakukan apa yang diperlukan. Suku bunga bisa lebih tinggi dari apa yang telah kami perkirakan jika itu yang diperlukan untuk mengurangi inflasi ke target 2 persen the Fed,” lanjutnya.

Kepala The Fed New York ini berbicara dua hari setelah Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan suku bunga 50 basis poin ke kisaran target 4,25-4,5 persen.

Dalam proyeksi suku bunga pejabat The Fed, atau dot plot, median suku bunga acuan akan mencapai puncaknya di 5,1 persen pada tahun 2023, sebelum turun menjadi 4,1 persen pada tahun 2024. Proyeksi ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

"Bagi saya, pertanyaan tentang seberapa tinggi suku bunga yang harus dicapai benar-benar akan bergantung pada inflasi dan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan (tenaga kerja)," katanya.

Di sisi lain, ia mengecilkan ekspektasi sejumlah pengamat Fed yang memperkirakan suku bunga acuan mungkin perlu naik ke 6 persen atau bahkan 7 persen.

Kenaikan suku bunga the Fed 50 bps pekan ini menandakan bahwa bank sentral AS menurunkan agresivitasnya setelah menaikkan suku bunga acuan 75 bps empat kali berturut-turut sebelumnya.

Namun Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa masih ada jalan yang harus ditempuh oleh pejabat The Fed sebelum suku bunga berada pada tingkat yang cukup ketat untuk menjinakkan inflasi. Hal ini memperjelas bahwa akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper