Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas (migas) dari Blok KKS Malacca Strait yang terletak di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau belakangan mengalami tren penurunan.
Hal itu disampaikan Arifin menanggapi polemik ihwal dana bagi hasil (DBH) yang dikeluhkan Bupati Kepulauan Meranti M.Adil saat Rapat Koordinasi Nasional Optimalisasi Pendapatan Daerah, di Pekanbaru, Riau, pada Kamis (8/12/2022).
“Data dari SKK Migas memang menunjukkan demikian tapi memang meskipun demikian harga dari komoditasnya kan cukup bagus,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (16/12/2022).
Tren lifting itu, kata Arifin, bakal ikut memengaruhi DBH yang didapat daerah penghasil. Hanya saja, dia mengatakan, seluruh dana yang dibagikan ke daerah telah diatur dengan hati-hati oleh otoritas fiskal.
Menurut dia, reli harga minyak mentah saat ini menopang DBH yang diterima daerah di tengah menurunnya lifting blok garapan PT Imbang Tata Alam (ITA), anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG).
“Memang agak turun, sudah tua itu [lapangannya],” kata dia.
Baca Juga
Adil sebelumnya mendapat sorotan usai menyebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai iblis dan setan dalam Rapat Koordinasi Nasional Optimalisasi Pendapatan Daerah, di Pekanbaru, Riau, pada Kamis (8/12/2022).
Dalam Rakornas yang diunggah di kanal YouTube Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, pernyataan terkait iblis dan setan yang ditujukan ke Kemenkeu keluar lantaran dirinya mempertanyakan pembagian DBH minyak ke wilayahnya.
Pasalnya, produksi minyak di wilayahnya meningkat, tetapi DBH yang diterima justru mengalami penurunan. Padahal, lanjut dia, harga minyak mengalami kenaikan imbas konflik Rusia dan Ukraina.
“Semenjak konflik Rusia dan Ukraina, [harga] minyak naik tapi kok [pendapatan Meranti] turun? Dan untuk Bapak ketahui, tahun ini kami hanya terima Rp115 miliar, naiknya cuma Rp700 juta saja. Liftingnya naik, asumsinya 100 dolar per barel lah naiknya cuma Rp700 juta?” tanya Adil kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Lucky Alfirman yang menjadi salah satu pembicara dalam Rakornas tersebut.
Sebelumnya, PT Imbang Tata Alam (ITA) sempat melaporkan temuan minyak baru sebesar 115 juta barel di Blok KKS Malacca Strait pada pertengahan tahun ini.
Berdasarkan pekerjaan optimasi pengembangan lapangan lanjutan (OPLL) di Lapangan TB, ITA juga berhasil menemukan tambahan jumlah minyak di tempat sebesar 41 juta barel.
Untuk itu, jumlah total penemuan minyak di tempat (original oil in place) di Lapangan TB dan Ringgit menjadi sebesar 156 juta barel.
Chief Executive Officer Energi Mega Persada Syailendra Bakrie mengatakan, penemuan minyak baru tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan perusahaan dalam waktu dekat.
"Dengan diselesaikannya aktivitas pemboran di lokasi temuan minyak baru tersebut, diharapkan ITA sebagai operator dan pemilik working interest di Blok KKS Malacca Strait dapat menjadi menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar di Indonesia," jelasnya, Senin (6/6/2022).