Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kucurkan Rp4,4 Triliun untuk Impor Beras 500.000 Ton

Pemerintah menggelontorkan dana Rp4,4 triliun untuk impor beras 500.000 ton dari sejumlah negara.
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menggelontorkan dana Rp4,4 triliun untuk impor beras dari luar negeri, yaitu Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan. Khusus untuk beras dari Myanmar baru akan masuk pada Januari 2023.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, mengungkapkan beras yang didapatkan dari tiga negara tersebut memiliki harga Rp8.800 per kilogram (kg), yang telah termasuk biaya pengiriman hingga ke gudang Bulog.

“Dari harga Rp8.800 per kg, dikalikan saja dengan 500.000 ton, Bulog itu terbuka, dalam pelaksanaannya juga diawasi BPKP [Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan],” kata Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022).

Menurutnya, apabila dikalikan harga Rp8.800 terhadap 500.000 ton, artinya pemerintah mengeluarkan Rp4,4 triliun untuk mengamankan pasokan beras. Buwas mengatakan bahwa saat ini anggaran tersebut masih menggunakan dana Perum Bulog yang didapatkan dari pinjaman bank Himbara.

“Iya [saat ini] pakai dana kami, dana pinjaman [bank],” ujarnya.

Dari target 500.000 ton impor beras, pada tahun ini Bulog melakukan pengadaan sebanyak 200.000 ton. Adapun, sisanya sebanyak 300.000 ton akan dilaksanakan pada awal 2023.

Khusus untuk importasi sebanyak 200.000 ton didapatkan dari Thailand sebanyak 130.000 ton, sedangkan sisanya dari Vietnam dan Pakistan.

Sementara itu, untuk tahap selanjutnya atau 300.000 ton sisanya akan didatangkan mayoritas dari Thailand, serta Vietnam dan Myanmar.

“Mayoritas Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Pakistan untuk kali ini saja, aturan dari sana tidak mudah, mereka harus pakai kontainer, tidak bisa dengan kapal begini, cost-nya lebih besar dan lebih mahal, kami cari yang praktis, cepat, kualitasnya baik,” jelasnya.

Sebagai informasi, pada hari ini beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton telah tiba di Indonesia. Beras tersebut untuk kebutuhan di DKI Jakarta.

Selain itu, akan datang pula beras dari Thailand sebanyak 5.000 ton di Pelabuhan Merak, untuk memasok kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Perum Bulog di Banten.

Buwas menyampaikan bahwa beras langsung dikirim dari negara asal menuju 14 titik pelabuhan di Indonesia. Perinciannya, Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), Tenau (Kupang).

Nantinya, beras tersebut akan dilepas oleh Perum Bulog di posisi Rp8.300 per kg. Adapun ‘jual rugi’ yang dilakukan Bulog akan diganti selisihnya oleh pemerintah.

“Kami belinya segitu nanti dialihkan CBP, diganti pemerintah selisihnya,” ungkapnya.

Dengan adanya tambahan pasokan besar milik Perum Bulog, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan memastikan kestabilan harga dan pasokan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam kondisi aman.

"Harga, apalagi saat Nataru kami jamin, tidak akan ada perubahan. Orang bisa memilih beras mana yang diinginkan. Sama seperti minyak goreng, ada Minyak Kita yang harganya Rp14.000, tapi ada juga minyak goreng premium yang harganya macam-macam. Sama di beras juga, yang premium ada, yang dijamin pemerintah ya beras dari Bulog dengan harga sekian," ujar Zulhas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper