Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Okupansi Hotel Jelang Nataru Belum Maksimal, Ini Sebabnya

Pola konsumen yang kini mayoritas memesan hotel pada hari H liburan membuat okupansi tampak rendah jelang libur Nataru.
ilustrasi hotel
ilustrasi hotel

Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan tingkat keterisian kamar hotel atau okupansi dilihat dari jumlah reservasi, menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) masih belum maksimal akibat perubahan tren wisata pascapandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengungkapkan saat ini tren pemesanan last minute menjadi pilihan konsumen dengan berbagai banyak kemudahan, salah satunya melalui online travel agent (OTA).

“Rata-rata untuk reservasi di Pulau Jawa sudah 70 persen, di Bali 50 persen, sementara pulau lainnya di bawah 50 persen. Mungkin itu menjadi last minute, dengan banyak kemudahan, reservasi lewat OTA, membuat reservasi tidak dilakukan jauh jauh hari,” ujarnya kepada Bisnis (13/12/2022).

Terlebih saat ini banyak wisatawan nusantara atau wisnus yang memilih perjalanan darat yang dari segi waktu lebih tidak terikat, ketimbang melalui perjalanan udara.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi salah satu faktor masyarakat akan melakukan reservasi pada last minute atau waktu-waktu yang dekat dengan waktu menginap.

“Tipikal dari traveler  mayoritas domestik, sejak Covid-19 mereka banyak menggunakan jalur darat. Prediksi waktu mereka punya ruang luas kapan saja mau nginep, beda dengan transportasi udara yang semua sudah fix, mulai dari perjalanan berangkat pulang, penginapan mereka lakukan jauh-jauh hari. Itu salah satu menjadi faktor yang membuat last minute tersebut,” tambahnya.

Dengan kata lain, lanjut Maulana, sulit melihat indikator reservasi tersebut ketika wisatawan menggunakan jalur darat, dan baru dapat dipastikan jumlahnya pada momen Nataru mendatang.

Pihaknya pun lebih fokus dengan berharap pada puncak Nataru nanti, okupansi yang maksimal dapat bertahan paling tidak selama 4 hari.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani juga menyebutkan bahwa last minute booking kini menjadi tren wisata di masa pandemi Covid-19.

Last minute booking lebih dipilih karena tingkat volatilitas pandemi dan pembatasan perjalanan,” paparnya dalam Tiket.com National Webinar 2022 secara virtual, Selasa (13/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper