Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Adanya kunjungan tersebut untuk memperkuat hubungan antara ekonomi nomor dua dunia itu dan pemasok minyak mentah utamanya.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (9/12/2022), dalam pertemuan di Riyadh pada hari Kamis, Xi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga setuju untuk mengadakan pertemuan puncak setiap dua tahun sekaligus meningkatkan hubungan tersebut menjadi kemitraan strategis yang komprehensif
Xi akan diatur untuk bertemu lebih banyak pemimpin Arab pada hari Jumat. KTT itu terjadi ketika hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi renggang karena kebijakan minyak.
Kementerian luar negeri China mengungkapkan negaranya berusaha untuk memperkuat koordinasi dengan Arab Saudi dalam kebijakan dan eksplorasi energi.
Seperti diketahui, Arab Saudi bersama dengan Rusia adalah pemimpin de facto OPEC+, kartel produsen yang memompa kira-kira setengah dari kapasitas minyak dunia.
Ekspor minyak mentah harian Arab Saudi ke China rata-rata mencapai 1,65 juta barel tahun ini, jumlah tersebut bernilai sekitar US$130 juta dengan harga saat ini. Kedua negara menegaskan kembali pentingnya menstabilkan pasar minyak.
Perusahaan energi milik negara Saudi, Saudi Aramco, mengatakan akan berkolaborasi dalam proyek penyulingan dan petrokimia dengan Shandong Energy Group.
Shandong adalah pusat penyulingan independen China. Shandong Energy merupakan salah satu perusahaan yang ingin memulai kompleks penyulingan besar berkapasitas 20 juta ton per tahun. Kesepakatan apa pun memungkinkan Aramco memenangkan lebih banyak pangsa pasar di China.
Tidak disebutkan gagasan bahwa Arab Saudi dapat menerima pembayaran yuan untuk minyak, seperti yang disarankan awal tahun ini. Para diplomat dan analis mengatakan pada saat itu laporan tersebut harus dilihat sebagai pesan politik ke AS, bukan sinyal kuat dari rencana kerajaan, sebagian karena riyal Saudi dipatok terhadap dolar untuk melindunginya dari volatilitas.
Kedua negara menandatangani banyak investasi. Mereka mengumumkan rencana untuk menyinkronkan program infrastruktur sabuk dan jalan khas Xi dengan Visi kerajaan 2030, yang bertujuan untuk menyapih ekonomi dari ketergantungannya pada minyak.
Xi dan Pangeran Mohammed meninjau aspek kemitraan dan upaya koordinasi bersama. Selain itu, pariwisata ke negara Timur Tengah juga akan memperluas hubungan budaya.
Langkah tersebut menunjukkan keinginan untuk memperkuat hubungan kedua negara dengan AS yang kian mendingin.
Pada bulan Oktober, Presiden Joe Biden menuduh Riyadh bersekutu dengan Rusia dalam hal minyak pemotongan produksi, bersumpah konsekuensi yang tidak ditentukan.
Perjanjian tersebut termasuk kesepakatan dengan Huawei Technologies Co. China tentang komputasi awan dan kompleks internet berkecepatan tinggi di Arab Saudi. Bulan lalu, Federal Komisi Komunikasi bergerak untuk menutup Huawei dari pasar AS untuk peralatan telekomunikasi.