Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polusi Udara Masih Jadi Ancaman Besar Bangladesh

Polusi udara dianggap sebagai faktor risiko terbesar kedua yang menyebabkan kematian dan kecacatan di Bangladesh pada 2019
Gunung Himalaya terlihat dari jarak 200km untuk pertama kalinya dalam 30 tahun pada 4 April 2020, bersamaan dengan lockdown di India yang menurunkan tingkat polusi udara. (ANTARA/Twitter/@khawajaks)
Gunung Himalaya terlihat dari jarak 200km untuk pertama kalinya dalam 30 tahun pada 4 April 2020, bersamaan dengan lockdown di India yang menurunkan tingkat polusi udara. (ANTARA/Twitter/@khawajaks)

Bisnis.com, JAKARTA — Bangladesh disebut-sebut sebagai negara paling berpolusi dunia. Polusi udara menjadi faktor risiko terbesar kedua yang menyebabkan kematian di negara tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (4/12/2022), Bangladesh menduduki peringkat sebagai negara paling berpolusi di dunia, serta Dhaka sebagai kota paling berpolusi kedua setiap tahun antara 2018 dan 2021.

Dalam sebuah laporan, polusi udara diperkirakan telah menyebabkan antara 78.145 dan 88.229 kematian, dan 1 miliar hingga 1,1 miliar hari hidup dengan penyakit di Bangladesh pada 2019.

Polusi udara dianggap sebagai faktor risiko terbesar kedua yang menyebabkan kematian dan kecacatan di Bangladesh pada 2019, dengan empat dari lima penyebab kematian total yang terkait langsung dengan paparannya.

Pejabat direktur negara Bank Dunia untuk Bangladesh Dandan Chen mengungkapkan polusi udara ambien membahayakan semua orang, mulai dari anak-anak hingga lansia.

"Mengatasi polusi udara sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan negara yang berkelanjutan dan hijau." jelasnya.

Laporan tersebut menemukan bahwa situs dengan konstruksi besar dan lalu lintas yang padat di kota Dhaka memiliki tingkat polusi udara tertinggi. Di lokasi tersebut, partikel halus, atau PM2.5, yang dianggap paling berbahaya bagi kesehatan, rata-rata 150 persen di atas pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia, yang setara dengan merokok sekitar 1,7 batang rokok per hari.

Konsentrasi tingkat PM2.5 tertinggi kedua ditemukan di dekat tempat pembakaran batu bata di Greater Dhaka, yaitu 136 persen di atas pedoman WHO-setara dengan merokok 1,6 batang per hari sebesar 13,7 persen, sementara tingkat yang dilaporkan di antara mereka yang tinggal di dekat tempat pembakaran batu bata adalah sebesar 11,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper