Bisnis, JAKARTA — Teguran dari pemerintah pusat agar pemerintah daerah memanfaatkan dana APBD sering disampaikan. Namun, tradisi pemda memarkir dana di masih terus terjadi. Hal itu memancing pertanyaan apakah teguran presiden masih didengarkan pemerinah daerah?
Berita tentang dana pemda yang menganggur di bank menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (1/12/2022):
1. Dana Pemda di Bank Rp278 Triliun, Teguran Presiden Didengar?
Teguran dari pemerintah pusat agar pemerintah daerah memanfaatkan dana APBD sering disampaikan. Namun, tradisi pemda memarkir dana di masih terus terjadi.
Seperti dejavu, Presiden Jokowi kembali menegur pemerintah daerah yang masih memarkir dana APBD di perbankan. Presiden Jokowi kesal lantaran dana pemda yang mengendap di bank mencapai Rp278 triliun.
Kejadian serupa terjadi pada November 2021. Saat itu Presiden menegur para pemimpin daerah karena dana APBD yang mengendap di bank masih tinggi, di level Rp200-an triliun.
Kekesalan Presiden terutama karena dengan dana yang mengendap berarti tidak ada perputaran uang, ekonomi tidak bergerak dengan semestinya.
2. Pengembang & Perbankan Yakin Sektor Properti Tumbuh Positif 2023
Sebentar lagi, tahun 2023 akan dimulai, tahun di mana diperkirakan akan banyak sentimen negatif yang membangkitkan kekhawatiran tersendiri.
Ancaman resesi ekonomi global dan dimulainya tahun politik menghantui kondisi ekonomi Indonesia yang nantinya juga akan berdampak pada sektor properti. Sektor properti sendiri memiliki multiplier effect bagi 174 industri turunannya.
Sejumlah kendala dan hambatan yang dihadapi di antaranya tingginya tingkat inflasi, naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), ancaman resesi tahun 2023, dan masuknya tahun politik.
Meskipun demikian, kalangan pengembang masih optimistis industri properti akan semakin tumbuh pada tahun depan.
3. Mengawal Investasi Dengan “Buldoser”, Luhut Siap Atasi Hambatan
Pemerintah mewanti-wanti agar tidak ada pihak yang mencoba menganggu masuknya investasi ke Indonesia. Presiden Jokowi mengingatkan para menteri, gubernur, bupati/wali kota agar tidak mempersulit dan mengganggu masuk investasi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan akan mem-"buldoser" oknum yang menghambat investasi di Indonesia.
Luhut mengungkapkan Indonesia harus memanfaatkan momentum dan reputasi yang diraih dari KTT G20. Oleh karena itu, Luhut memperingatkan semua pihak agar tidak mempersulit investasi yang masuk ke Indonesia dan tidak merusak citra Indonesia yang cukup baik di mata negara lain.
“Saya terus terang, saya enggak rela kalau ada yang mempersulit. Dengan segala kemampuan yang ada, saya pasti 'buldozer'. Karena saya mempertaruhkan momentum yang sudah baik ini, ini enggak boleh dihambat oleh siapa pun,” tegas Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun 2022, di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
4. Pantang Mundur Indonesia di WTO, Tekad Penghiliran Kian Kuat
Tekad pemerintah untuk mengerek perekonomian nasional lewat penghiliran mineral strategis di Tanah Air kian kuat, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan tantangan, termasuk dari dunia internasional.
Berkaca pada kekalahan Indonesia dalam sengketa larangan ekspor bijih nikel dengan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), nyatanya tak sedikitpun menyurutkan keinginan pemerintah untuk terus mempercepat penghiliran komoditas mineral itu.
Sebaliknya, putusan panel WTO yang terdaftar dalam sengketa dispute settlement (DS) 592 dan final panel report-nya yang diterbitkan pada 17 Oktober 2022 tersebut malah menjadi pemantik bagi pemerintah untuk menunjukkan kedaulatan Indonesia ke dunia internasional, dengan terus menguatkan ekosistem penghiliran nikel.
5. Simak Sektor Potensial Kala Pasar Makin Menantang di 2023
Masih ada peluang untuk mengoptimalkan keuntungan di pasar saham tahun depan, meski kekhawatiran terhadap ancaman resesi membayangi perekonomian global, asalkan investor cermat memilih sektor dan saham yang tepat untuk dimasuki.
Kondisi ekonomi global tahun depan, tidak diragukan lagi, bakal menantang. Sinyal beratnya perekonomian tahun depan sudah terlihat sepanjang tahun ini, mulai dari inflasi yang merangkak naik, suku bunga acuan yang meroket, dan tumbangnya ekonomi sejumlah negara.
Meski begitu, ekonomi Indonesia relatif masih stabil tahun ini. Sejumlah pihak pun masih meyakini stabilnya perekonomian Indonesia ini bakal berlanjut tahun depan. Indonesia bakal turut terdampak oleh gejolak ekonomi global, tetapi dampaknya diperkirakan tidak sebesar negara-negara lain.
Seiring dengan itu, pasar saham Indonesia tahun depan pun dinilai masih memiliki potensi untuk bertumbuh, seperti yang terjadi sepanjang tahun ini. Di saat indeks komposit di bursa negara-negara lain memerah, IHSG justru masih menghijau dan menjadi nomor satu di Asean dan Asia Pasifik tahun ini.