Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wanti-wanti Apindo akan Ekonomi 2023, Ingatkan Stabilitas Politik

Asosiasi Pengusaha Indonesia mencatat terdapat lima tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia pada 2023. Apa saja?
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan terdapat lima tantangan yang harus dicermati pada 2023 agar ekonomi tetap tumbuh.

Ketua Komite Analis Kebijakan Apindo Ajib Hamdani dalam webinar nasional bertajuk “Strategi Pasca Covid-19 di Indonesia” pada Senin (28/11/2022) menyampaikan, pasca pandemi Covid-19 Indonesia akan menghadapi tantangan baru di 2023.

“Paling tidak ada lima hal yang saya catat. pertama, inflasi yang terjadi karena permintaan yang naik luar biasa dan naiknya harga-harga pokok penjualan,” katanya, Senin (28/11/2022).

Inflasi yang tinggi tersebut kemudian disikapi Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi. 

Asal tahu saja, sepanjang 2022, BI tercatat telah menaikkan suku bunga acuan empat kali berturut-turut, mulai dari Agustus hingga November 2022.

“[Kenaikan] suku bunga acuan itu akan mengurangi likuiditas, sehingga betul inflasi akan terkendali tapi yang terkorbankan adalah pertumbuhan ekonomi 2023,” ujarnya.

Kedua, pelemahan daya beli masyarakat. Ajib menyebut pemerintah telah mencoba  menopang daya beli masyarakat melalui bantuan sosial (bansos). Akan tetapi kebijakan tebar uang tunai itu dinilai tidak berkelanjutan. Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih banyak masuk ke sektor produktif.

Tiga tantangan selanjutnya adalah berkurangnya likuiditas, pengangguran, dan terakhir stabilitas politik dan sosial.

Terkait stabilitas politik dan sosial, Ajib mengatakan di 2023 akan menghabiskan energi yang luar biasa lantaran tahun depan sudah mulai memasuki tahun politik untuk pemilihan presiden, legislatif dan kepala daerah yang dilaksanakan pada 2024. 

“Tetapi ketika bisa terbangun stabilitas politik dan sosial justru [dampaknya] bagus karena spendingnya akan banyak sekali pada 2023. Tapi yang penting jangan sampai terjadi instabilitas politik dan sosial karena ini akan mengganggu investasi,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper