Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 kerap menjadi sorotan, tak terkecuali media asing, salah satunya Politicio asal Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Politicio pada Selasa (15/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut berani lobi negara-negara yang berada dalam forum G20 untuk menunjukan fleksibilitas dan tidak menggunakan tekanan keras terhadap Moskow.
Politisi senior Indonesia dilaporkan menyampaikan pada pemimpin AS, Eropa, Australia, Kanada, hingga Jepang yang sempat mendapatkan tekanan untuk membuat konsesi terkait seberapa jauh mereka bisa mengkritik Rusia atas perang di Ukraina.
Para diplomat mengungkapkan pada pemimpin barat untuk menunjukan fleksibilitas dan mempertimbangkan menggunakan retorika yang tidak terlalu keras agar terwakili di KTT Bali oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang mewakili Presiden Vladimir Putin.
Jokowi menganggap hal tersebut menjadi keberhasilan secara pribadi jika deklarasi G20 dapat diselesaikan. Dia juga berulang kali menegaskan bahwa saat ini Indonesia memimpin G20 paling sulit yang pernah ada karena adanya perang antara Rusia-Ukraina yang cukup memberi dampak besar.
Selain itu, Jokowi juga berusaha untuk menghindari ungkapan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, yang tidak menganggap Rusia dengan menganggap 'G20 menjadi G19'.
Seperti diketahui, Indonesia sendiri memegang prinsip 'bebas aktif' di mana dalam berpolitik luar negeri merujuk bebas menentukan sikap dan kebijakan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif.