Bisnis.com, JAKARTA - Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Turki resmi dilakukan lewat penandatanganan kontrak antara kedua pemerintah dalam rangka gelaran G20 dan B20 di Bali, mulai dari Jalan Tol Trans Sumatra hingga bus elektrik.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengungkap rasa syukurnya atas penandatanganan kontrak kedua belah pihak yang sempat terhambat akibat pandemi Covid-19.
"Akhirnya setelah direncanakan sejak 2020 dan sempat terhambat oleh Pandemi Covid-19, kontrak-kontrak kerja sama ini dapat terwujud. Semoga dapat segera diimplementasikan demi meningkatkan kesejahteraan warga Indonesia dan Turki," kata Menhan Prabowo, dikutip Selasa (15/11/2022).
Dalam penandatanganan MoU untuk sejumlah proyek, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga ikut menyaksikan secara langsung.
Pasalnya, sejumlah proyek yang dilakukan salah satunya berkenaan dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra yang dikerjakan oleh swasta yaitu PT Hutama Karya.
Direktur Operasi III PT Hutama Karya Koentjoro menandatagani MoU tersebut dengan pihak swasta dari Turki yaitu Wakil Presiden Dewan Direksi ERG Insaat Ticaret ve Sanayi Mustafa Sani Erbilgin.
Baca Juga
Menurut Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja kerja sama ini dapat menguntungkan, mengingat Turki memiliki pengalaman dan penguasaan teknologi yang baik dalam pembangunan jalan tol
"Sangat tepat Indonesia bekerjasama dengan Turki untuk terus melanjutkan pembangunan Tol Trans Sumatera. Untuk itu kami berharap, MOU ini tidak berhenti sampai disini, tetapi dapat menghasilkan output dan dampak yang nyata bagi Indonesia," kata Endra.
Tak hanya itu, Indonesia dan Turki juga bekerja sama dalam Produksi Bus Elektrik oleh Co Founder PT Scahmindo Perkasa Roberto Pangasian dan CEO Karsan Otomotiv Sanayii ve Ticaret Okan Bas.
MoU juga dilakukan di Bidang Pertahanan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dan kerja sama Penelitian, Teknologi, dan Inovasi oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.