Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Sebut UMKM Jadi Penangkal Resesi di 2023

Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani menegaskan bahwa kekuatan Indonesia berada pada pasar dalam negeri yang harus terus dijaga.
Ilustrasi UMKM/surakarta.go.id
Ilustrasi UMKM/surakarta.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat saat ini Indonesia belum sampai menuju resesi karena pertumbuhan ekonomi yang cenderung positif dan UMKM dapat menjadi salah satu penangkalnya.

Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani menegaskan bahwa kekuatan Indonesia berada pada pasar dalam negeri yang harus terus dijaga.

“Indonesia ini masih positive growth, untuk mencegah supaya jangan sampai masuk ke negative growth, Indonesia harus meningkatkan kemampuan ekonomi. Indonesia itu potensinya masih sangat besar kalau bicara ekonomi dalam negeri saja pasarnya besar sekali, 270 juta orang,” ujarnya, Minggu (13/11/2022).

Menurutnya, hal yang menjadi poin penting adalah menjaga daya beli masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja. Harapannya bila lebih banyak yang bekerja, roda ekonomi akan terus bergerak.

Berdasarkan perspektif Apindo, kata Hariyadi, Indonesia tidak dapat berharap banyak dari sektor formal atau korporasi, karena penyerapannya tenaga kerjanya sangat kecil.

“Kami berpendapat bahwa UMKM memang harus didorong, peningkatan nilai tambahnya lebih bisa dimaksimalkan. Kalau itu bisa, itu penyerapannya terbesar itu di UMKM, Apindo sekarang konsentrasi juga untuk membantu memberdayakan UMKM, kalau nggak, susah,” jelasnya.

Bahkan Kementerian Koperasi dan UKM mencatat saat ini UMKM mampu menyerap 97 persen tenaga kerja terhadap jumlah tenaga kerja nasional. Melalui Forum Bisnis B20 yang menjadi bagian dari Presidensi G20 juga turut mendorong pertumbuhan UMKM, bukan hanya level nasional, juga internasional. 

Sementara Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022 sektor pertanian menjadi yang paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar 28,61 persen dari total penduduk yang bekerja sebanyak 135,50 juta orang.

Sektor perdagangan menyerap 19,36 persen tenaga kerja, sementara industri pengolahan menyerap 14,17 persen tenaga kerja.

Menghadapi resesi, Indonesia juga diterpa persoalan pemutusan hubungan kerja atau PHK. Menurut Hariyadi masyarakat tidak boleh panik dan harus tetap tenang, karena hanya sektor-sektor tertentu yang terdampak dan pada prinsipnya mengandalkan ekspor.

“UMKM dapat jadi buffer, bantalan, untuk menahan resesi, kalau kami dorong merk untuk tumbuh, nantinya dapat merekrut karyawan baru,” tegasnya.

Terakhir, hal penting lainnya untuk mendukung daya beli dan roda ekonomi dalam negeri terus berputar, penting untuk antisipasi resesi dalam melakukan substitusi impor.

“Subtitusi impor itu sebetulnya banyak sekali bisa apalagi yang sifatnya hanya untuk kebutuhan masyarakat, itu sangat mungkin disubtitusi, kalau menyangkut teknologi seperti mesin, okelah impor, “ katanya.

Artinya, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan produk dalam negeri sangat mungkin dilakukan sehingga membantu pertumbuhan ekonomi khususnya bagi UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper