Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Dituduh Biang Kerok Inflasi Global, Sri Mulyani Setuju?

Menkeu Sri Mulyani bicara soal kebijakan The Fed terkait degan laju inflasi yang meningkat di berbagai negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, BADUNG - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak membantah ketika ditanya apakah The Fed bertanggung jawab atas inflasi yang meningkat di berbagai negara. Dia mengakui, kebijakan yang diambil The Fed akan berdampak ke seluruh dunia.

Sri Mulyani menyampaikan, kebijakan yang diambil The Fed lantaran tingkat inflasi di negara itu cukup tinggi, akibat terganggunya pasokan pasca pandemi dan kondisi geopolitik.

“Jadi saya pikir ini akan seperti menciptakan respons besar dari The Fed dengan menaikkan suku bunga dalam kecepatan yang sangat tinggi. Jadi dengan itu saya pikir konsekuensinya bagi seluruh dunia sangat jelas,” kata Sri Mulyani dalam Bloomberg CEO Forum, Jumat (11/11/2022).

Apalagi, mata uang dolar AS masih merupakan transaksi mata uang terbesar di dunia. Sehingga, lanjut dia, jika dolar AS menguat, tentu akan menyebabkan melemahnya nilai tukar, suku bunga naik, dan naiknya inflasi, yang kemudian berdampak pada stabilitas sisi keuangan.

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2022, The Fed tercatat enam kali menaikkan suku bunganya. Terbaru, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 3,75-4 persen pada Rabu (2/11/2022) waktu setempat.

Kebijakan tersebut diambil untuk mengendalikan inflasi ke target 2 persen. Adapun hingga September 2022, inflasi di negara adidaya tersebut masih cukup tinggi sebesar 8,2 persen (year-on-year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper