Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

G20: Sri Mulyani Pamer Pemulihan Ekonomi RI di Depan CEO Dunia

Menkeu Sri Mulyani menuturkan Indonesia berada pada posisi yang jauh lebih menguntungkan di tengah perlambatan ekonomi dunia jelang KTT G20.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan tentang arah kebijakan Pemerintah pada 2023 dan perkembangan ekonomi terkini saat wawancara dengan Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, BADUNG - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia berada pada posisi yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan negara lainnya jelang KTT G20

Di tengah kondisi pemulihan pasca pandemi dan geopolitik yang menyebabkan terganggunya pasokan global, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.

“Itu benar-benar cukup mengesankan, tetapi Anda dapat melihat bahwa siklus pemulihan Indonesia sedikit terlambat dibandingkan negara maju yang menempatkan kita pada posisi yang jauh lebih diuntungkan,” kata Sri Mulyani dalam Bloomberg CEO Forum, Jumat (11/11/2022).

Mantan Direktur Bank Dunia itu mengatakan, ketika ekonomi di sebagian negara menurun akibat suku bunga meningkat tajam di hampir seluruh negara dan inflasi tinggi yang menggerus permintaan di masing-masing negara, Indonesia masih dalam posisi pemulihan yang sangat kuat.

Kondisi ini, lanjut dia, perlu direspon dari sisi fiskal. Dia menyebut, fiskal harus dipastikan cukup kuat untuk dapat menghadapi ancaman-ancaman yang ada,  yang juga dikenal sebagai perfect storm atau badai yang sempurna.

“Itulah sebabnya kami benar-benar berkomitmen untuk mengkonsolidasikan fiskal kami agar kami dapat kemudian mampu menjawab tantangan baru ini, yang benar-benar terjadi,” ujarnya.

Terkait dengan penurunan belanja pemerintah, Sri Mulyani menuturkan bahwa penurunan belanja terjadi lantaran tahun lalu terutama pada kuartal II dan III, pengeluaran untuk jaring pengaman sosial dan pengeluaran pandemi meningkat. Apalagi tahun lalu, varian Delta di Indonesia merajalela sehingga pemerintah mau tidak mau kembali memperketat PPKM dan menambah jaring pengaman sosial.

“Jadi ini hanya karena basis yang tinggi terutama untuk tahun lalu, tetapi pengeluaran rutin pemerintah terutama untuk infrastruktur, belanja modal lainnya, seperti pendidikan, saya pikir mereka sebenarnya masih tumbuh dan kami masih memiliki kuartal terakhir tahun ini,  di mana ada kesempatan bagi semua kementerian untuk mengejar pengeluaran mereka,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper