Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. tetap optimistis untuk mencatatkan pertumbuhan peroleh kontrak baru pada tahun depan meski pemerintah akan mengerem pembangunan infrastruktur baru.
Sekretaris Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan pihaknya masih mengkaji proyeksi-proyeksi kontrak baru apa saja yang dapat diperoleh pada 2023.
"Namun begitu kita masih meyakini penjualan masih tetap bisa tumbuh karena carry over WIKA saat ini masih menjadi bekal yang cukup untuk berproduksi tahun depan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (10/11/2022).
Mahendra mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji untuk memperoleh kontrak-kontrak baru dari proyek infrastruktur di luar negeri.
Hanya saja, hal tersebut belum menjadi opsi utama untuk perolehan kontrak baru pada 2023, mengingat kondisi ekonomi sejumlah di negara di luar negeri belum membaik dan cenderung tertekan.
"Namun selain proyek, WIKA group juga menjajaki untuk ekspor produk-produk renewable energi seperti motor gesits, photovoltaic dan sebagainya," ungkapnya.
Baca Juga
Pada 2022, emiten berkode saham WIKA itu menargetkan kontrak baru hingga akhir tahun mencapai Rp42,57 triliun. Komposisi perolehan kontrak baru 2022 ditargetkan 67 persen berasal dari induk dan 33 persen dari entitas anak.
Mahendra menerangkan kontrak baru emiten berkode saham WIKA itu hingga kuartal III/2022 mencapai 19 triliun. Adapun realisasi tersebut lebih tinggi Rp5,84 triliun atau 44,37 persen dari realisasi September 2021 lalu sebesar Rp13,16 triliun.
"Sebagian besar kontrak baru berasal dari proyek-proyek infrastruktur, diikuti proyek segmen Engineering, Procurement, Construction [EPCC] dan gedung, sisanya dari industri precast dan struktur baja," jelasnya.