Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Medco Energi, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mencatatkan penjualan limbah besi atau scrap mencapai 30.065 ton sepanjang 2021 hingga 2022.
Scrap itu dijual ke tiga perusahaan, di antaranya PT Growth Asia, PT Andalan Mitra Cakrawala, dan PT Sinar Tubalong.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau mengatakan, penjualan scrap itu sudah mendapat izin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Persetujuan itu, kata Rachmat, telah tertuang dalam rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) perusahaan selama 2 tahun terakhir.
“Kami dapat persetujuan dari ESDM dan melakukan proses tender, kami menerima banyak sekali proposal untuk scrap,” kata Rachmat saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Berdasarkan catatan AMNT, penjualan scrap perseroan pada 2021 mencapai 12.845 ton. Saat itu, PT Growth Asia membeli 2.845 ton dan sisanya PT Andalan Mitra Cakrawala mendapat bagian 10.000 ton. Sementara itu, penjualan scrap pada 2022 mengalami peningkatan signifikan di angka 17.220 yang dibeli seluruhnya oleh PT Sinar Tubalong.
“Pada saat Newmont di masa kontrak karya, scrap ini tidak masuk dalam penerimaan perusahaan karena pada zaman itu mendapat fasilitas master list, jadi bebas bea masuk,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (Amanat) Erry Satriyawan menuding aktivitas tambang yang dilakukan AMNT tidak mengacu pada good mining practices. Selain persoalan tailing atau limbah hasil kegiatan tambang yang dibuang ke laut dalam, kecelakaan kerja dan pengekangan pembentukan serikat kerja juga menjadi persoalan.
Selain itu, Erry merasa masyarakat Sumbawa Barat tidak dilibatkan dalam pembinaan kegiatan pascatambang. Padahal kata dia, hal ini diperlukan sebagai bentuk mitigasi warga lokal bila aktivitas tambang tidak lagi berlangsung di area konsesi seluas 25.000 hektare tersebut.
“Hari ini kami tidak disiapkan sumber daya baik ekonomi maupun sosial terhadap kegiatan pascatambang. Kami berani memastikan kalau ini dibiarkan terus menerus maka masyarakat Sumbawa Barat ketika tambang ini ditutup atau selesai, hanya akan memberikan bencana,” katanya saat diskusi publik di Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Dalam operasi pertambangan, Amman Mineral disebut turut serta dalam penjualan scrap tambang atau besi bekas tambang. Erry menyayangkan tindakan ini dilakukan perseroan di tengah kenaikan harga komoditas tambang sejak tahun lalu.
Padahal, saat era pengelolaan tambang tersebut dikendalikan oleh Newmont Nusa Tenggara, scrap dihibahkan kepada Pemkab Sumbawa Barat untuk dialokasikan kepada masyarakat.
“Kami duga sekitar 34.000 ton atau setara Rp150-an miliar didapatkan dari itu [penjualan scrap].”