Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Jubir JK Merekrut Pekerja Lokal untuk Proyek Hidro & Smelter Kalla Group

Kalla Group sukses membangun proyek pembangkit listrik tenaga air dan smelter dengan memanfaatkan pekerja lokal. Berikut ini cerita sukses pembangunan itu.
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla/Bisnis.com
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut buka suara terkait pernyataan JK tentang tenaga kerja asing (TKA) China di proyek pengolahan nikel belum lama ini. Pernyataan itu sempat mendapat tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Juru Bicara JK Husain Abdullah menjelaskan bahwa pernyataan JK tentang pekerja China dalam pidatonya di Gala Dinner HUT Kalla Group ke-70, Jumat (28/10/2022) lalu, bermaksud menekankan bahwa perusahaan Kalla Group, termasuk PT Bukaka Teknik Utama atau Bukaka memprioritaskan tenaga kerja lokal.

"Kalla dan Bukaka dalam membangun proyek hidro serta smelter, terlebih dahulu menyiapkan tenaga kerja lokalnya dengan merekrut ratusan pekerja lokal dari Poso. Lalu, diberi pelatihan, di antaranya keterampilan sebagai tukang las, yang secara khusus dilatih di workshop Bukaka," ujar Husain melalui keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).

"Tenaga kerja lokal memang jadi prioritas Kalla dan Bukaka. Di mana terbukti mereka mampu, setelah proyek listrik hidro tersebut beroperasi dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI Joko Widodo, 25 Februari 2022," lanjutnya.

Dia menuturkan, Bukaka memang memiliki pekerja asing tetapi mereka dari pihak supplier mesin yang tugasnya hanya untuk menjaga kualitas mesinnya.

Hal itulah, kata Husain, yang membedakan Bukaka dengan industri pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah dan tempat pengelolaan nikel lainnya. Sejak pembangunan proyek Morowali pada 2014, hampir semua pekerja konstruksi pabrik, termasuk tukang las didatangkan dari China.

"Itu diakui sendiri oleh Pak Luhut bahwa pembangunan sejak 2014 seperti itu. Kalau kondisi sekarang, harus diakui sudah beda karena tahap operasional tentunya pekerja kasar tidak dibutuhkan lagi," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menepis kritik JK terkait dengan banyaknya pekerja asal China yang di proyek pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel.

Menurut Luhut, pekerja asal Negeri Tirai Bambu memang banyak pada masa awal konstruksi smelter sekitar 8 tahun silam. Namun, kini sudah banyak orang Indonesia yang bekerja di sana.

"Ah, enggak betul. Kalau saat konstruksi, awal-awal 2014, iya. Kalau sekarang sudah banyak orang Indonesia. Pergi saja lihat sana," ujar Luhut saat ditemui di Ciputra Artpreneur, Sabtu (29/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper