Bisnis.com, JAKARTA — Industri tekstil terus mengarungi lautan badai. Belum menang melawan serbuan barang impor, pelemahan ekonomi global telah memaksa lebih dari 64.000 karyawan dari 124 perusahaan dirumahkan.
Laporan dari Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat Yan Mei mengungkap terdapat 55.000 pekerja dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) .
Gelombang PHK itu juga menyapu 18 perusahaan dari 14 kabupaten/kota di Jawa Barat yang akhirnya memutuskan tutup, sehingga 9.500 karyawan ikut dirumahkan. Yan memperingatkan angka tersebut bakal terus bertambah mengingat kinerja tekstil yang makin menurun.
Jumlah tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja berpotensi naik karena berkurangnya order sebanyak 50 persen sejak awal kuartal III/2022. Selain itu, sambungnya, pabrik juga tidak dapat berproduksi maksimal.
Berita tentang PHK massal menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (3/11/2022). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Baca Juga
Berikut ini highlight BisnisIndonesia.id:
Saatnya Indonesia Bersiap Hadapi Tekanan Inflasi Akhir Tahun
Inflasi tahunan Indonesia pada Oktober melandai di posisi 5,71 persen, lebih rendah dari posisi inflasi September 2022 yang mencapai 5,95 persen. Meski inflasi Oktober melandai, Indonesia masih harus bersiap menghadapi tekanan inflasi pada akhir tahun 2022.
Inflasi inti yang masih naik dan gangguan musim setidaknya menjadi dua hal yang harus diperhatikan.
Inflasi pada Oktober 2022 melandai setelah Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2022 mencatatkan deflasi 0,11 persen secara bulanan (month-to-month/MtM).
Sementara itu, inflasi inti pada Oktober 2022 mencapai 3,31 persen YoY, naik dibandingkan inflasi inti September 2022 yang berada di level 3,21 persen YoY.
Ujian Komitmen Pengendali pada Rights Issue Bank Kecil
Sejumlah investor pemegang saham pengendali bank-bank kecil menyatakan keseriusannya untuk terlibat dalam penyuntikkan modal banknya pada akhir tahun ini, sehingga tidak perlu melego banknya kepada investor baru.
Tenggat waktu bagi upaya pemenuhan modal inti sedikitnya Rp3 triliun bagi bank-bank kecil tinggal tersisa 2 bulan lagi. Sejauh ini, masih ada 16 emiten bank yang belum memenuhi batasan modal inti minimum tersebut dan tengah berjuang untuk mencari suntikan modal.
Sebagaimana diketahui, Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, mengharuskan bank umum untuk memiliki modal inti sebesar Rp3 triliun pada akhir 2022, sedangkan untuk bank pembangunan daerah (BPD) diwajibkan pada 2024.
Namun, menjelang akhir tahun ini, masih ada puluhan bank umum yang belum memenuhi modal inti tersebut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa sampai Juli 2022, ada 26 bank yang belum memenuhi ketentuan tersebut. Dari 26 bank tersebut, 17 diantaranya merupakan emiten yang tercatat di bursa.
Gonjang-ganjing Industri Tekstil, Puluhan Ribu Karyawan Kena PHK
Lesunya pasar di Amerika Serikat dan Eropa telah membuat eksportir tekstil raksasa seperti China, Bangladesh, Vietnam, dan India beralih ke Indonesia, menambah permasalahan barang impor.
Padahal, industri tekstil menjadi penopang ekspor nasional. Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2021 lalu, ekspor industri TPT berkontribusi terhadap total ekspor nasional sebesar 5,67 persen.
Kondisi ekonomi global yang makin sulit, terutama di tengah peperangan Rusia-Ukraina, memang telah diakui oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai tantangan terbesar industri manufaktur saat ini.
Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dikeluarkan S&P Global turun dari 53,7 pada September ke level 51,8 pada Oktober 2022.
Prediksi Hati-hati Pasar Mobil di Tahun Kelinci
Penjualan mobil baru di Indonesia pada 2023 diyakini masih akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, sejumlah faktor membuat pabrikan membuat proyeksi moderat.
Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. Ltd (TDEM) memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada 2023 masih belum bisa menembus angka 1 juta unit.
Project General Manager TDEM Indra Chandra Setiawan memproyeksikan penjualan mobil tahun depan di Indonesia bisa mencapai 970.000 unit. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan target penjualan Gaikindo pada 2022, yaitu 960.000 unit.
“Proyeksi ke depan optimistis but cases, kami prediksi pada tahun ini 956.160 dan tahun depan kami masih optimistis sekitar 970.000,” ujar Indra kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Sepeda Motor Listrik: Pasok Besar Serapan Kurang
Indonesia memiliki kapasitas produksi sepeda motor listrik cukup memadai untuk mendukung target populasi 2 juta unit pada 2024. Namun, permintaan pasar masih lemah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan tetap optimistis target produksi 2 juta sepeda motor listrik pada 2024 tercapai seiring semakin banyak pabrikan yang memproduksi kendaraan roda dua ramah lingkungan tersebut.
"Khusus roda dua ada target dari Presiden bahwa pada 2024 ini kita harus bisa memproduksi setidaknya 2 juta kendaraan motor listrik buatan Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Dalam percepatan transformasi tersebut, Kementerian Perindustrian bertanggung jawab dari sisi suplai. Saat ini, setidaknya sudah ada 35 pabrik sepeda motor listrik yang beroperasi di Indonesia dengan kapasitas produksi 1,1 juta kendaraan.