Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pertumbuhan ekonomi digital dengan kolaborasi bersama Bhumi Varta Technology.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan melalui kerja sama tersebut pihaknya dapat memperoleh beragam informasi berbasis lokasi. Informasi itu mencakup di antaranya data pergerakan wisatawan, seperti lokasi penginapan, akomodasi hingga belanja produk selama mereka berada di Indonesia.
"Kami bisa mendapatkan data-data di mana wisatawan pergi, di mana mereka berhenti, mereka belanja makanannya di mana, belanja fesyennya di mana, mereka belanja kerajinannya di mana, mereka tinggal di mana, akomodasi di mana," ungkap Sandiaga dalam diskusi bertajuk 'Technology, Startup Ecosystem and Indonesia's Economy 2023' dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (27/10/2022).
Melalui inovasi dan teknologi tersebut, Sandiaga menyoroti besarnya pengaruh digitalisasi dalam mendorong pengembangan UMKM.
"Dengan informasi tentang lokasi ini kita bisa menentukan arah kebijakan kita untuk bisa memberikan pelayanan kepada para wisatawan, sehingga meningkatkan pengalaman dan kenangan yang indah bagi wisatawan, sehingga mereka akan kembali lagi," paparnya.
Pertumbuhan ekonomi digital yang diproyeksi mencapai US$150 miliar pada 2025, dinilai menjadi momentum pemulihan ekonomi bangsa.
Besarnya proyeksi tersebut dinilai mampu membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya para pelaku UMKM.
Apalagi diketahui, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia mencapai US$4,7 miliar sepanjang kuartal I/2021. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura.
Bagi UMKM, lanjutnya, teknologi berbasis lokasi tersebut dapat digunakan untuk memetakan minat maupun kebutuhan para wisatawan. Sehingga, UMKM bisa mengambil peluang usaha untuk bisa membuka lapangan kerja.
Hal senada disampaikan Founder and Investor of Bhumi Varta Technology, Martyn Terpilowski. Dirinya menyampaikan data yang dimiliki pihaknya dapat diakses dengan mudah oleh semua pihak.
Tujuannya agar semua pihak dapat mengambil pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan. "Ada banyak data tersedia di Indonesia, tapi sekarang belum terorganisir, jadi yang kami lakukan adalah menyatukannya dalam satu tempat, di mana semua orang dapat masuk ke dalam aplikasi dan mengambil data, semua perusahan, semua pemerintah atau organisasi non profit untuk membuat kebijakan," jelasnya.