Bisnis.com, JAKARTA – Induk Facebook dan Instagram, Meta Platforms Inc., memproyeksikan pendapatan pada kuartal IV/2022 di bawah perkiraan analis, menunjukkan platform media sosial ini terus berjuang dengan pasar iklan yang lemah di tengah perlambatan ekonomi.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (27/10/2022), Meta memperkirakan pendapatan pada tiga bulan terakhir tahun 2022 mencapai US$30 miliar hingga $32,5 miliar. Sementara itu, analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan pendapatan Meta mencapai US$32,2.
Pada kuartal III/2022, Meta membukukan pendapatan sebesar US$27,7 miliar, sedikit di atas perkiraan rata-rata analis sebesar US$27,4 miliar.
Di sisi lain, laba bersih turun 52 persen yoy menjadi US$4,4 miliar. Laba per saham mencapai US$1,64, di bawah rata-rata proyeksi sebesar US$1,88 per saham.
Saham anjlok lebih dari 12 persen pada Rabu (26/10/2022) dan turun lebih dari 55 persen tahun ini.
Meta, yang menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari iklan, bergulat dengan penurunan oleh pengiklan karena ketidakpastian ekonomi dan perubahan baru-baru ini dalam aturan privasi Apple Inc. yang membuat iklan media sosial kurang efektif.
Baca Juga
Meta memangkas biaya dengan memperlambat perekrutan dan mempersempit prioritas untuk fokus menjaga platform media sosialnya tetap relevan dan memperluas penawaran di bisnis virtual reality-nya..
Tetapi dengan potensi penurunan pendapatan Meta dalam jangka panjang, Chief Executive Officer Mark Zuckerberg mengatakan perusahaan membuat perubahan signifikan yang menyeluruh untuk beroperasi lebih efisien dan telah meningkatkan pengawasan pada seluruh lini biaya operasional.
Tahun ini, Meta telah mengubah sejumlah bagian penting dari bisnisnya. Karena aplikasi TikTok populer ByteDance Ltd. banyak memikat pengguna dan membiasakan mereka dengan feed video vertikal berdasarkan minat pengguna, Meta telah mengubah algoritma Facebook dan Instagram agar menampilkan lebih banyak konten yang dipilih secara algoritmik dan lebih sedikit dari orang yang diikuti pengguna.
Seperti diketahui, Instragram menerapkan konten video pendek yang disebut Reels untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dan peluang pendapatan Meta di aplikasi.
Perusahaan, yang mengubah namanya dari Facebook menjadi Meta setahun yang lalu, juga bertaruh besar pada metaverse, tempat pertemuan berbasis realitas virtual yang menurut Zuckerberg akan menjadi tuan rumah masa depan pekerjaan dan komunikasi.
Ekspansi ini menjadi sumber kerugian Meta dan perusahaan memperkirakan mengalami kerugian lebih besar di bisnis ini tahun depan.
Meta memperkirakan beban pengeluaran mencapai US$85 miliar hingga US$87 miliar tahun ini. Untuk tahun 2023, jumlah itu akan tumbuh menjadi US$96 miliar hingga US$101 miliar.
"Meskipun kami menghadapi tantangan pendapatan jangka pendek, fundamental perusahaan masih kuat untuk memilihkan pertumbuhan pendapatan kuat. Kami mendekati tahun 2023 dengan fokus pada prioritas dan efisiensi yang akan membantu menavigasi lingkungan saat ini dan muncul sebagai perusahaan yang lebih kuat,” kata Zuckerberg dalam sebuah pernyataan.
Produk media sosial warisan Meta harus tetap cukup populer untuk menghasilkan pendapatan iklan yang akan mendanai visi metaverse. Pada kuartal ketiga, jumlah pengguna harian di platform Meta meningkat 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan 2,93 miliar pengguna aktif harian. Setiap bulan, raksasa teknologi itu mencatat 3,71 miliar pengguna aktif.
Analis Insider Intelligence Debra Aho Williamson mengatakan Meta kini sedang goyah jika melihat keadaan bisnisnya saat ini.
“Keputusan Zuckerberg untuk memfokuskan perusahaannya pada janji masa depan metaverse mengalihkan perhatiannya dari kenyataan yang tidak menguntungkan hari ini,” ungkap Debra.
Dia melanjutkan, kenyataan tersebut termasuk tekanan luar biasa dari pelemahan ekonomi global, tantangan dengan kebijakan transparansi Apple, dan persaingan dari perusahaan lain, termasuk TikTok.
Tetapi Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang menyerah pada realitas ekonomi baru. Pada hari Selasa, Alphabet Inc. melaporkan pendapatan kuartal ketiga di bawah ekspektasi analis. Google dan YouTube sama-sama mencatat penjualan di bawah perkiraan.
Pekan lalu Snap Inc. melaporkan pertumbuhan penjualan kuartalan paling lambat/.