Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warning! Kinerja Induk Google Melempem, Saham Anjlok

Induk Google, Alphabet Inc., mencatat laba bersih per saham sebesar US$1,06, di bawah dari perkiraan analis Wall Street yang mencapai US$1,25 per saham.
Aplikasi Google Meet/Google
Aplikasi Google Meet/Google

Bisnis.com, JAKARTA – Induk Google, Alphabet Inc., melaporkan kinerja kuartal III/2022 jauh di bawah ekspektasi analis. Hal ini menunjukkan sektor iklan perusahaan tidak kebal terhadap perlambatan di pasar iklan digital.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (26/10/2022), Alphabet mencatat penjualan yang tidak termasuk pembayaran kepada mitra distribusi sebesar $57,27 miliar pada kuartal III/2022, jauh di bawah proyeksi analis sebesar US$58,18 miliar.

Sementara itu, laba bersih per saham Alpabet mencapai US$1,06, di bawah dari perkiraan analis Wall Street sebesar US$1,25 per saham.

Saham Alphabet anjlok 6,58 persen pada perdagangan setelah penutupan pasar, meskipun berakhir menguat 1,91 persen pada sesi reguler di Wall Street.

Ketika lonjakan inflasi pertumbuhan periklanan digital, Google dan saingannya seperti Facebook (Meta Platforms Inc.) dan Snapchat (Snap Inc.) berjuang dengan anggaran yang lebih kecil. Pekan lalu, Snap melaporkan pertumbuhan penjualan triwulanan terendah sepanjang masa, yang membuat saham Snap jatuh dan turut menyeret saham Alphabet.

Bisnis pencarian Google, yang lebih terisolasi dari perubahan ekonomi daripada iklan media sosial, mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Analis Insider Intelligence Evelyn Mitchell mengatakan jika kinerja Google tersandung, itu menjadi pertanda buruk bagi periklanan digital pada umumnya.

Sektor pencarian dan bisnis terkait lainnya menghasilkan penjualan sebesar US$39,54 miliar pada kuartal III/2022, di bawah perkiraan analis sebesar US$40,87 miliar.

Kinerja YouTube juga meleset dari target dengan margin yang lebih lebar, melaporkan penjualan iklan sebesar US$7,07 miliar, di bawah perkiraan rata-rata analis sebesar US$7,47 miliar.

YouTube, yang juga di bawah ekspektasi pada kuartal kedua, terkunci dalam pertempuran sengit anggaran iklan dan perhatian pengguna dengan TikTok milik ByteDance Ltd. YouTube merilis platform video pendek yang disebut Shorts untuk melawan popularitas TikTok, tetapi para analis mengatakan perusahaan masih perlu banyak memperbaikinya.

"Google perlu menyelamatkan pertumbuhan yang lebih kuat dari YouTube untuk menjaga kinerja. Sepenuhnya bergantung pada kinerja pencarian bukanlah hal yang baik,” kata Mitchell.

Sementara itu, unit bisnis cloud Google mencatat rugi US$699 juta, lebih baik dari proyeksi analis sebesar US$814,25 juta. Meskipun Google berada di urutan ketiga jauh di pasar cloud, mengikuti Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp., unit ini tetap dipandang sebagai salah satu lini bisnis andalan seiring dengan matangnya bisnis inti pencarian.

Analis riset Global X ETFs Tejas Dessai mengatakan meskipun Google telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan biaya selama penurunan pertumbuhan ekonomi, akan membutuhkan waktu bagi perusahaan untuk melihat manfaatnya.

“Ini adalah perusahaan besar dan akan membutuhkan waktu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper