Bisnis.com, JAKARTA - Japan International Cooperation Agency atau JICA dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menandatangani perjanjian kerja sama studi pada proyek MRT Fase 3 Timur-Barat atau Cikarang-Balaraja.
Perjanjian yang tertuang pada Minutes of Understanding (MoU) untuk kerja sama teknis "Institutional and Financial Study For Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) East-West Line Project (Phase 1 & 2) and System Engineering Services Of Interoperability Standard", ditandatangani pada Senin (24/10/2022).
Adapun dokumen tersebut ditandatangani oleh Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia Takehiro Yasui dan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulmafendi.
"Melalui MoU ini, JICA akan mendukung pemerintah Indonesia dalam memperluas sistem transportasi umum dengan memperluas jangkauan MRT Jalur Timur-Barat," demikian dikutip Bisnis dari siaran pers, Senin (24/10/2022).
Untuk diketahui, Proyek MRT Fase 3 Jalur Timur-Barat adalah rute MRT dengan panjang kurang lebih 89 kilometer (km) yang akan membentang tidak hanya dari Provinsi DKI Jakarta, tetapi juga ke Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat.
Pada MoU baru tersebut, JICA sepakat memberikan dua macam dukungan teknis kepada Indonesia dalam pengembangan Proyek Fase 3 MRT Jakarta.
Pertama, yakni kerja sama teknis untuk struktur iimplementasi di bawah Institutional and Financial Study for Jakarta Mass Rapid Transit for East-West Line Project atau disebut CMS.
Rincian target outcome CMS nantinya meliputi rekomendasi rencana detail badan pelaksana proyek, tata kelola dan struktur organisasi, serta rekomendasi skema pembiayaan dan implementasi untuk pembangunan. Ini termasuk Operasi dan Pemeliharaan (O&M) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, formulasi kebijakan Transit Oriented Development (TOD), dan kerangka regulasi terkait konsep kelembagaan dan skema keuangan untuk mendukung DJKA Kemenhub dalam membangun konsensus.
Kedua, kerja sama teknis untuk sistem di bawah System Engineering Services of Interoperability Standard for East-West Line Project atau disebut SESIS dengan memanfaatkan keahlian Jepang.
Target outcome untuk SESIS nantinya secara rinci meliputi serangkaian spesifikasi teknis untuk interoperabilitas atau standar operabilitas, sistem manajemen keselamatan, dan pedoman spesifikasi teknis untuk harmonisasi teknis.
Baca Juga
Sebelumnya, JICA juga telah berkontribusi di antaranya dengan memberikan pinjaman lunak Official Development Assistance (ODA) kepada Proyek MRT Fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI dan Fase 2 Bundaran HI-Kota.
Terkait dengan pembiayaan proyek, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Proyek MRT Fase 3 Cikarang-Balaraja, maupun Fase 4 Fatmawati-TMII akan dilakukan dengan lelang (tender). Hal itu, lanjutnya, lantaran adanya potensi partisipasi negara lain selain Jepang, yakni Inggris dan Korea Selatan.
"Keuntungan kita dengan adanya multinational atau banyak negara maka bisa buka tender. Semua bisa ikut, dan kita bisa mendapatkan harga lebih murah," ujarnya di Kantor Kemenhub, Senin (24/10/2022).