Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi China menunjukan pemulihan yang cukup beragam pada kuartal III/2022, meskipun data sempat tertunda seminggu karena Kongres ke-20 Partai Komunis China.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (24/10/2022), Biro Statistik Nasional China (NBS) mencatat produk domestik bruto (PDB) China naik 3,9 persen pada periode Juli-September dari tahun lalu (year-on-year/yoy) rebound dari pertumbuhan yang hampir stagnan pada kuartal II/2022 ketika Shanghai masih dalam kondisi lockdown. Angka tersebut lebih kuat dari median estimasi ekonom sebesar 3,3 persen.
Meski demikian, indikator bulanan untuk September terlihat lemah. Setelah empat bulan penurunan, angka pengangguran naik menjadi 5,5 persen pada September dari 5,3 persen pada Agustus. Pertumbuhan penjualan ritel juga cenderung melambat menjadi 2,5 persen, dibandingkan dengan 5,4 persen pada Agustus dan lebih rendah dari perkiraan sebesar 3 persen.
Sementara itu, Produksi industri naik 6,3 persen pada September dari tahun sebelumnya, lebih tinggi dari kenaikan bulan Agustus sebesar 4,2 persen dan melampaui perkiraan 4,8 persen. Kemudian, investasi aset tetap naik 5,9 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, sesuai dengan ekspektasi ekonom.
Kepala ekonom untuk China Raya di ING Groep NV, Iris Pang mengatakan Covid-19 masih berpengaruh dengan ekonomi negara. Namun, sebagian besar sudah mengalami pemulihan pada investasi dan produksi industri.
Menurutnya, pengurangan pembatasan di pelabuhan membantu memperlancar rantai pasokan, sehingga berkontribusi pada peningkatan output industri.
Baca Juga
"Untuk kebijakan, poros dari kebijakan Zero Covid dan penyelesaian krisis pendanaan pengembang properti tetap paling penting,” kata Ekonom china Raya di Societe Generale SA. Michelle Lam.
Menurut data output industri NBS, sektor real estat mengalami kontraksi untuk lima kuartal berturut-turut, memperpanjang kemerosotan terpanjang dalam sejarah.
Harga rumah turun selama tiga belas bulan berturut-turut di bulan September. Investasi properti turun 8 persen dalam sembilan bulan pertama 2022 dari periode waktu yang sama tahun lalu, memperdalam kemerosotan dari Agustus.
Terlepas dari kebijakan pemerintah untuk mendukung pasar, banyak pengembang yang terbebani utang masih berjuang untuk menyelesaikan proyek, sementara kepercayaan pembeli rumah terhadap harga rumah di masa depan telah jatuh ke rekor terendah.
Ekspor Impor
China juga merilis data perdagangan hari ini yang menunjukkan pertumbuhan ekspor melambat pada September. Ekspor dalam dolar Amerika Serikat (AS) meningkat 5,7 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya, turun dari 7,1 persen pada Agustus, sementara impor naik 0,3 persen, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Menurut Citigroup Inc., serangkaian data bulan ini menunjukkan kelemahan yang berkelanjutan, dengan penjualan rumah baru di 30 kota teratas turun 21 persen dari tahun lalu selama pekan yang berakhir 18 Oktober. Penggunaan kereta bawah tanah juga turun 20 persen di bawah tingkat pra-pandemi pekan lalu dan tidak berubah dari level pada akhir September, sementara harga pengiriman ekspor turun lebih jauh, menunjukkan melemahnya permintaan global.
Selain itu, pendapatan pariwisata dari libur nasional selama seminggu awal bulan ini menunjukkan penurunan 26 persen dari level tahun lalu.