Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Terancam Resesi, Bos BI Tegaskan Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan stabilitas sistem keuangan di tengah gejolak ekonomi global yang tinggi.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan stabilitas sistem keuangan di tengah gejolak ekonomi global yang tinggi.

“BI berpandangan stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang terjaga di tengah perlambatan ekonomi dunia, tingginya inflasi global, serta agresifnya pengetatan moneter negara maju,” katanya dalam acara Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No. 39, Jumat (21/10/2022).

Perry mengatakan, perekonomian Indonesia yang tercatat sebesar 5,44 persen pada kuartal II/2022, mendukung stabilitas sistem keuangan.

Kinerja intermedia juga menguat, dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada akhir semester I/2022 yang mencapai 10,66 persen.

“Pulihnya intermediasi ini merupakan hasil dari respons kebijakan akomodatif BI, bersinergi erat dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan,” kata Perry.

Dari sisi perbankan, dia mengatakan bahwa standar penyaluran kredit semakin longgar. Ketahanan sektor keuangan juga terjaga, ditopang oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang relatif longgar.

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tercatat  sebesar 24,66 persen sehingga kata Perry, perbankan memiliki ketahanan dan bantalan yang kuat untuk menyerap potensi penurunan kualitas kredit.

Likuiditas perbankan pun masih sangat longgar tercermin dari alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AS/DPK) yang  sebesar 29,99 persen.

“Demikian juga inklusi keuangan yang meningkat yang didorong oleh akselerasi digitalisasi,” tuturnya.

Perry menambahkan, BI terus melakukan bauran kebijakan untuk mengatasi berbagai potensi tekanan ke depan, termasuk ekspektasi inflasi.

Sebagaimana diketahui, BI telah kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen pada Oktober 2022.

Keputusan kenaikan tersebut merupakan langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi atau overshooting.

“BI juga memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2–4 persen, lebih awal, yaitu ke paruh pertama 2023,” kata Perry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper