Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda Indonesia (GIAA): PMN Rp7,5 Triliun Turun Tahun Ini

Dirut Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra berharap agar penyertaan modal negara (PM) sebesar Rp7,5 triliun bisa turun tahun ini.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra menerima pertanyaan wartawan di depan ruang sidang Kusuma Atmadja A pada Sidang PKPU Voting Homologasi, Jumat (17/6/2022). Dia cukup optimistis proposal perdamaian PKPU Garuda dapat berakhir homologasi dan melanjutkan pengelolaan perseroan yang lebih sehat. /Bisnis-Rinaldi M. Azka.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra menerima pertanyaan wartawan di depan ruang sidang Kusuma Atmadja A pada Sidang PKPU Voting Homologasi, Jumat (17/6/2022). Dia cukup optimistis proposal perdamaian PKPU Garuda dapat berakhir homologasi dan melanjutkan pengelolaan perseroan yang lebih sehat. /Bisnis-Rinaldi M. Azka.

Bisnis.com, JAKARTA -- Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) sebesar Rp7,5 triliun diharapkan bisa turun sebelum akhir 2022.

"PMN mesti tahun ini. InsyaAllah [turun] tahun ini," ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra di sela-sela Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Irfan berharap PMN setara dengan US$505 juta itu bisa cair sebelum suspensi saham GIAA dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia mengatakan suspensi saham perseroan diharapkan bisa dicabut bersamaan dengan aksi korporasi pada pertengahan Desember 2022.

Seperti diketahui, BEI telah melakukan suspensi terhadap saham berkode GIAA itu sejak Juni 2021 silam.

"Suspensi saham tentu kami berharap bisa terjadi bersamaan dengan rights issue atau bersamaan dengan waktu pencatatan sekitar 15 Desember. Di kisaran tanggal tersebut bisa dirilis," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menyebut sebagian besar dari PMN akan dialokasikan untuk keperluan restorasi pesawat pascapandemi.

Dia menjelaskan bahwa restorasi armada dibutuhkan setelah sebelumnya disimpan (grounded) selama dua tahun pandemi Covid-19.

"Rp7,5 triliun ini 60 persennya akan digunakan untuk restorasi pesawat yang di masa pandemi banyak di-grounding. Banyak yang harus dilakukan maintenance," terang Prasetio.

Sementara itu, sisa dari alokasi PMN nantinya akan ditujukan untuk modal kerja perseroan serta maintenance pesawat yang dimiliki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper