Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Federal Reserve (The Fed) Bank of Chicago Charles Evans berharap jalur kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral bulan lalu masih cukup untuk menurunkan inflasi, meskipun inflasi berada di atas proyeksi.
"Saat ini inflasi terlalu tinggi, jadi kami perlu melanjutkan jalur yang telah kami tunjukkan, setidaknya itu. Dan saya berharap itu sudah cukup," kata Evans seperti dikutip Bloomberg, Kamis (20/10/2022).
The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan tahun ini dari hampir nol menjadi di atas 3 persen dalam upaya untuk mengekang inflasi yang mencapai level tertinggi sejak 1982.
Para pejabat memberi isyarat setelah pertemuan kebijakan terakhir mereka pada bulan September, mereka memperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi tepat di atas 4,5 persen pada tahun 2023.
Evans memperingatkan bahwa kemungkinan ekonomi menghindari resesi semakin mengecil. Jika bank sentral terus memperketat kebijakan lebih dari perkiraan setelah pertemuan September lalu, hal ini beresiko mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.
Para investor saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga acuan empat kali berturut-turut sebesar tiga perempat poin persentase pada pertemuan berikutnya pada 1-2 November. Selain itu, investor memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncak di 4,9 persen awal tahun depan.
Baca Juga
Selain itu, ekspektasi tersebut didukung oleh laporan Departemen Tenaga Kerja 13 Oktober yang menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 6,6 persen pada September (year-on-year/yoy).
"Saya pikir jika kita harus meningkatkan jalur kenaikan suku bunga lebih banyak lagi, itu benar-benar mulai membebani ekonomi," pungkasnya.