Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertunda 2 Tahun, Pertamina EP Lanjutkan Pengeboran di Sumur Pamusian

Pengeboran Sumur Pamusian akan menambah produksi migas di Tarakan Field sebagai bagian dari Zona 10 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream.
Pertamina EP/Energitoday
Pertamina EP/Energitoday

Bisnis.com, TARAKAN - PT Pertamina EP Tarakan Field melanjutkan kembali rencana pengeboran Sumur Pamusian di Kalimantan Utara yang sempat tertunda selama 2 tahun.

Tarakan Field Manager Pertamina EP Isrianto Kurniawan mengatakan, persiapan sudah mencapai 80 persen. Lokasi pengeboran berada di Kelurahan Kampung Satu Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.

Pengeboran ini akan menambah produksi migas di Tarakan Field sebagai bagian dari Zona 10 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream.

"Alhamdulillah dengan komunikasi intensif dan support dari seluruh pemangku kepentingan, akhirnya proses pengeboran sumur Pamusian dapat dilakukan. Saat ini, perlengkapan pengeboran sudah mayoritas tiba di lokasi, dan ditargetkan akhir bulan Oktober 2022 ini tajak sumur dapat dilakukan," ujarnya pada Rabu (19/10/2022).

Saat ini, produksi minyak Tarakan Field berkisar di angka 1.920 barel minyak per hari (bopd) dan produksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Lebih lanjut, Iwan menjelaskan bahwa pengeboran sumur Pamusian sempat tertunda karena membutuhkan waktu persiapan hingga 2 tahun.

Dalam kesempatan yang berbeda, Djudjuwanto, General Manager Zona 10 Regional 3 Kalimantan menyampaikan, pengeboran Sumur Pamusian merupakan bagian dari tiga strategi prioritas dari Zona 10 Tarakan Field dalam upaya meningkatkan produksi, yaitu OPL Lapangan Pamusian, rencana pengembangan lanjut (POFD) fase 2 Lapangan Sembakung, dan pengurasan tahap lanjut (EOR) Sembakung Waterflood.

"Harapan kami pengeboran Sumur Pamusian ini dapat menambah produksi migas di Tarakan Field guna mendukung target SKK Migas 1 juta barel", pungkas Djudjuwanto.

Adapun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memerlukan investasi baru mencapai US$26 miliar atau setara dengan Rp389,35 triliun untuk memacu produksi 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) hingga 2030.

Investasi baru yang relatif besar itu diperlukan untuk mengurangi current account deficit (CAD) yang sudah cukup lebar untuk pasokan minyak pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper