Bisnis.com, JAKARTA – PT Panorama Sentrawisata menargetkan adanya 3.500 pemesanan tiket perjalanan ke luar negeri (outbond) dan lebih dari dua kali lipatnya untuk perjalanan dalam negeri atau domestik pada Desember 2022 atau pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Corporate Secretary PANR AB Sadewa mengungkapkan saat ini terus menggenjot kinerja pada kuartal IV/2022 seiring dengan pintu masuk Indonesia dan luar negeri yang terus dibuka.
“Kalau kaitan dengan Nataru, kami memang lagi genjot kinerja di kuartal IV ini, memang kelihatannya orang Indonesia senang liburan baik di luar maupun dalam negeri, kami targetkan untuk Desember saja sebanyak 3.500 orang, wisatawan domestik akan lebih besar,” ujarnya, Rabu (19/10/2022).
Menurutnya untuk wisatawan domestik lebih banyak pembelian untuk komponen produk ketimbang paket perjalanan karena dengan harga tiket pesawat yang di atas normal, banyak yang lebih memilih perjalanan darat.
“Kalau domestik memang rata-rata pembelian komponen produk, sementara paket-paket wisata memang kami sudah mulai jualan sebetulnya untuk Desember nanti, permintaannya tinggi sekali,” lanjut Sadewa.
Dia optimis peningkatan permintaan untuk perjalanan masih akan terus naik sepanjang tidak adanya pembatasan mobilisasi perjalanan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
PANR pun tengah mengupayakan untuk menghindari penumpukan wisatawan di akhir Desember mendatang dengan menawarkan keberangkatan di November atau di Januari 2023 atau pada periode low season dengan harga yang lebih terjangkau.
Sadewa bersama pihaknya juga menyampaikan bahwa dalam bertahan dan menjaga pertumbuhan perusahaan yang telah terdampak Covid-19 terus mengandalkan wisatawan nusantara terutama dari kegiatan korporasi.
Meskipun juga ada ancaman resesi di 2023 mendatang, Sadewa melihat kekuatan domestik dapat dipertahankan karena kecenderungan saat ini masyarakat tidak enggan untuk membelanjakan dananya untuk produk pariwisata.
“Kenyataanya orang nggak terlalu concern dengan resesi ataupun inflasi, mereka mungkin memahami kalau nggak mau resesi, ya harus spending. Permintaan masih tumbuh, permintaan dari sisi korporasi juga meningkat, kami optimis tetapi tetap waspada,” tutupnya.