Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusat Data Terbakar, Saham Kakao Corp Jeblok

Saham Kakao sempat anjlok hingga 9,5 persen ke level terendah sejak Mei 2020 sebelum ditutup turun 5,93 persen ke 3.050 won per saham di bursa Korsel.
Kakao Talk
Kakao Talk

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Kakao Corp. anjlok pada perdagangan Senin (17/10/2022) menyusul kebakaran pusat data pada akhir pekan lalu yang menyebabkan gangguan penyedia layanan internet asal Korea Selatan tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (17/10/2022), saham Kakao sempat anjlok hingga 9,5 persen ke level terendah sejak Mei 2020 sebelum ditutup turun 5,93 persen ke 3.050 won per saham di bursa Korsel.

Saham Kakao menjadi salah satu penekan terbesar pada indeks Kospi pada hari Senin, bersama dengan afiliasi Kakaopay Corp. dan KakaoBank Corp.

Pihak Kakao mengungkapkan kebakaran itu menghentikan pengiriman pesan, pembayaran, permainan, dan layanan populer lainnya selama berjam-jam pada hari Sabtu. Namun, Senin pagi, layanan utama KakaoTalk untuk mengirim pesan sebagian besar telah dipulihkan, sementara layanan surat dan peta masih terbatas.

Selain itu, KakaoBank mengatakan semua layanannya telah kembali normal.

Insiden ini memicu kritik lebih lanjut atas ketergantungan masyarakat pada aplikasi tersebut, yang telah mendapat keluhan publik atas dominasi pasarnya setelah pertumbuhan pesat. Saham Kakao turun lebih dari 50 persen tahun ini sementara Kakaopay anjlok 80 persen dan KakaoBank sekitar 70 persen.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk berbenah sampai layanan pulih sepenuhnya," jelas pihak Kakao.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan untuk mendukung pemulihan operasional Kakao dan menyerukan penyelidikan atas penyebab insiden tersebut.

"Meskipun jaringan dijalankan oleh perusahaan swasta, Kakao menjadi infrastruktur komunikasi nasional. Jika monopoli atau oligopoli menyebabkan distorsi pasar dan bertindak seperti infrastruktur nasional, saya pikir pemerintah harus mengambil tindakan,” tegasnya. 

Selain Kakao, Peer Naver Corp., salah satu layanan yang terkena dampak kakaran tersebut ikut mengalami penurunan sebanyak 6,6 persen, terbesar sejak Juli 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper