Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk masih mendominasi penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) rumah subsidi pada kuartal III tahun 2022 yang mencapai 98.556 unit.
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Adi Setianto mengatakan sepanjang tahun 2022, penyaluran FLPP untuk rumah subsidi ditargetkan dapat mencapai 226.000 unit.
Hingga kuartal III ini telah tercapai 68,15 persen untuk 154.010 unit senilai Rp17,12 triliun sesuai target yang ditetapkan.
“Kita harus bekerja keras untuk menyalurkan sisa target hingga tahun ini, agar sesuai dengan komitmen yang ada. Layanan, kualitas rumah dan ketepatan sasaran jangan pernah dikesampingkan,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).
BP Tapera terus melakukan evaluasi terhadap bank penyalur dana FLPP kuartal III tahun 2022.
Penyaluran FLPP tahun ini dilakukan oleh 40 bank penyalur yang terdiri dari 8 Bank nasional dan 32 Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Baca Juga
“Kami pastikan penyaluran target 2022 penyaluran rumah subsidi ini tidak hanya tercapai dari sisi kuantitas tetapi juga kualitas,” ucapnya.
Oleh karena itu, BP Tapera memberikan reward kepada bank penyalur FLPP.
Adapun kategori penghargaan untuk capaian tertinggi kuartal III tahun 2022 diraih oleh BTN dengan penyaluran sebanyak 80.954 unit, disusul BTN Syariah sebanyak 17.602 unit dan BNI sebanyak 15.069 unit.
Lalu penghargaan untuk kategori pertumbuhan tertinggi tahun 2021 ke tahun 2022, diraih oleh Bank BRI, BJB dan BTN Syariah.
Sementara itu untuk kategori bank penerima penghargaan kategori raport terbaik diraih oleh Bank Sumut, Bank Kalbar Syariah dan Bank Aceh Syariah.
Penerima penghargaan kategori bank dengan konsistensi komitmen terbaik kuartal ketiga tahun 2022 diraih oleh Bank BJB Syariah, disusul Bank Sumselbabel Syariah, Bank DKI dan Bank BJB.
“Penyaluran FLPP didominasi oleh BTN dengan total 98.556 unit rumah yang terdiri dari Bank BTN konvensional sebanyak 80.954 unit dan BTN Syariah sebanyak 17.602 unit, sedangkan pertumbuhan tertinggi tahun 2021 ke tahun 2022, diraih oleh Bank BRI, BJB dan BTN Syariah,” katanya.
Direktur Sistem Manajemen Investasi Kementerian Keuangan Safriadi menuturkan Kementerian Keuangan hadir untuk memastikan bahwa BP Tapera tidak hanya mampu memenuhi target yang ditetapkan tetapi juga bisa memberi nilai tambah dari target yang ditetapkan.
“Masih banyak ruang untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan di tahun 2022, pencapaian sisa target di 32 persen harus bisa diraih di sisa waktu yang ada di tahun ini. Pencapaian BP Tapera harus lebih baik dari ekspektasi yang ada,” tuturnya.
BP Tapera diharapkan lebih aware dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Kondisi makro, stabilitas pasar uang, inflasi harus menjadi perhatian juga, sejauh mana dampaknya terhadap sektor perumahan.
Dengan melakukan mitigasi risiko, antisipasi arah global dan pengaruhnya nanti ke penyaluran FLPP.
Sementara itu, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Haryo Bekti mengingatkan dalam sisa waktu 2,5 bulan menuju akhir tahun 2022, bank penyalur FLPP harus segera melakukan percepatan strategi pencapaian, namun tetap memperhatikan kualitas rumah.
“Kualitas rumah adalah hal yang penting. Mohon kepada perbankan untuk mengawasi hal ini,” ujarnya.