Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luas Panen Padi RI Diramal Naik Jadi 10,61 Juta Ha, Produksi Gabah Ikut Terkerek

Seiring penambahan luas lahan panen padi, produksi gabah kering giling atau GKG diperkirakan turut terkerek naik sebesar 2,31 persen dari 2021.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto/Youtube BPS
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto/Youtube BPS

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan luas lahan panen padi pada 2022 akan bertambah sebesar 0,19 juta hektare (ha) menjadi 10,61 juta ha atau naik 1,87 persen jika dibandingkan dengan luasan lahan pada 2021 yang mencapai 10,41 juta ton hektare.

Seiring penambahan luas lahan tersebut, produksi gabah kering giling atau GKG diperkirakan turut terkerek naik sebesar 2,31 persen dari 2021.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Setianto menyampaikan, adanya penambahan luas lahan panen tersebut didorong oleh banyaknya lahan yang sebelumnya kering, kini terairi kembali.

“Jadi salah satu faktor pendorong peningkatan luas panen adalah kembali terairinya sejumlah lahan sawah yang sebelumnya tidak terairi karena sumber air atau waduk dan dam rusak akibat bencana banjir,” kata Setianto dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Senin (17/10/2022).

Adapun, potensi luas panen padi sepanjang 3 bulan ke depan atau untuk Oktober-Desember 2022 diperkirakan mencapai 1,91 juta ha atau meningkat 0,27 juta ha dari periode yang sama di 2021.

“Potensi 3 bulan ke depan ini memang perlu dijaga agar tidak terjadi penurunan yang signifikan dikarenakan kondisi iklim,” lanjutnya.

Sejalan dengan luas panen yang diperkirakan akan meningkat hingga akhir 2022 nanti, Setianto melaporkan, produksi GKG sepanjang 2022 diperkirakan mencapai 55,67 juta ton atau naik sebesar 2,31 persen yang setara dengan 1,25 juta ton dibandingkan 2021.

Dengan demikian, BPS memperkirakan produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk sebesar 32,07 juta ton atau naik sebesar 2,29 persen setara dengan 718.030 ton dibanding 2021.

“Penyumbang utama untuk kenaikan produksi pada 2022 secara yoy ini diperkirakan adalah berasal dari Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Selatan, masing-masing mengalami peningkatan sebesar 506.960 ton, kemudian 250.380 ton, dan 206.900 ton,” paparnya.

Setianto juga menyebutkan, salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi padi adalah adanya program pendampingan yang dilakukan secara intensif kepada para petani terkait penggunaan pupuk yang tepat di musim penghujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper