Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Kedua Pertemuan FMCBG, Negara G20 Fokus Bahas 6 Isu Ini

Salah satu agenda yang dibahas dalam hari kedua pertemuan FMCBG adalah risiko keuangan terkait perubahan iklim,.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertemuan keempat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 akan fokus membahas enam isu utama.

Agenda pembahasan tersebut meliputi risiko keuangan terkait perubahan iklim, aset kripto, ketahanan siber, crossborder payment, dan exit strategy untuk mendukung pemulihan dan mengatasi scarring effect akibat pandemi Covid-19 di sektor keuangan, serta mendorong inklusi keuangan dan kesenjangan data.

Perry menyampaikan, tentang risiko keuangan akibat perubahan iklim, The Financial Stability Board (FSB) telah menyerahkan laporan akhir terkait pendekatan, pengawasan dan pengaturan terkait iklim setelah konsultasi publik pada April 2022 lalu.

Pada pembahasan agenda terkait aset kripto, negara G20 telah setuju untuk memastikan aset kripto termasuk stable coin tunduk pada regulasi dan supervisi yang kuat.

“FSB telah menyerahkan beberapa laporan konsultasi terkait dengan aset kripto ditambah laporan tentang pasar dan aktivitas aset kripto, yang mencakup rekomendasi untuk regulasi dan pengawasan aset kripto dan pasarnya untuk meningkatkan stabilitas keuangan,” katanya dalam pembukaan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 hari kedua, Kamis (13/10/2022).

Di samping itu, pada bidang crossborder payment, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral telah sepakat untuk memajukan pembahasan implementasi the G20 Cross Border Payments Roadmap .

Sementara pda bidang ketahanan siber, FSB telah mengembangkan laporan, yang menguraikan pentingnya harmonisasi, pelaporan informasi yang tepat waktu dan akurat terkait insiden siber, yang dianggap sebagai faktor penting dalam mendorong stabilitas keuangan.

FSB juga telah menyampaikan laporan interim terkait exit strategy dan scarring effect akibat Covid-19 di sektor keuangan. Perry menambahkan, pada agenda inklusi keuangan, kebijakan akan difokuskan untuk mengintegrasikan sisi penawaran sektor keuangan dengan sisi permintaan dengan membangun kerangka inklusi keuangan, yang berfokus mendorong inklusi ekonomi dan keuangan bagi UMKM, pemuda, dan perempuan.

Adapun, pada pembukaan pertemuan FMCBG hari pertama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa perekonomian global saat ini menghadapi risiko yang semakin meningkat. Menurutnya, ekonomi dunia saat ini dalam bahaya.

Pasalnya, risiko yang dihadapi saat ini diantaranya laju inflasi yang tinggi, krisis energi dan pangan, risiko perubahan iklim, hingga permasalahan geopolitik.

Dia mengatakan, perang Rusia vs Ukraina terus memperburuk ketahanan pangan global dan mendorong tingginya harga pangan dan energi. Sementara di sisi lain, konsekuensi dari pandemi Covid-19 dan cuaca ekstrem akan mendorong harga pangan tetap tinggi.

Dampak dari pandemi Covid-19 serta perang Rusia vs Ukraina juga telah memicu lonjakan harga energi. Hal ini menyebabkan negara berkembang, terutama negara pengimpor energi (net importer) mengalami beban yang tinggi.

Di samping itu, pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi di mana banyak negara maju dan berkembang menaikkan suku bunga secara signifikan, sehingga menciptakan dampak spillover di seluruh dunia.

“Harga komoditas yang melonjak meningkatkan inflasi global dan pengetatan likuiditas dan suku bunga, sehingga meningkatkan risiko tekanan, yang tidak hanya di negara-negara berpenghasilan rendah tetapi juga berpenghasilan menengah dan bahkan ekonomi maju,” tuturnya.

Oleh karena itu, imbuh Sri Mulyani, forum G20 dapat menjadi harapan bagi dunia untuk bisa menavigasi di situasi krisis, terutama dengan tema Presidensi G20 Indonesia yang sangat relevan saat ini, ‘recover together, recover stronger’.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper