Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Janet Yellen: Tidak Pantas!

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak di tengah resesi sangat tidak pantas.
Menteri Keuangan perempuan pertama di Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg
Menteri Keuangan perempuan pertama di Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan keputusan Arab Saudi dan sekutu OPEC+ untuk memangkas produksi minyak sebagan tindakan tidak pantas dan merugikan ekonomi global yang saat ini dilanda resesi.

Pernyataan Yellen diungkapkan saat dia berbicara menjelang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington DC. Hal itu memperkuat kritik keras pemerintah Presiden AS Joe Biden terhadap langkah OPEC+ dan sekutunya.

Yellen menyatakan keprihatinan bahwa pengetatan pasokan minyak mentah dan potensi harga energi yang lebih tinggi. Akibatnya, hal tersebut akan menimbulkan ancaman khusus bagi pasar negara berkembang.

“Keputusan OPEC+ tidak membantu dan tidak bijaksana,” kata Yellen seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/10/2022).

Menurutnya, keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak dalam situasi ketidakpastian ekonomi global sangat tidak tepat.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan kekhawatiran tentang kekuatan dolar AS dan peningkatan volatilitas pasar baru-baru ini. Yellen mengungkapkan bahwa timnya memantau pergerakan mata uang dengan cermat.

“Kami terus berpikir bahwa pasar berfungsi cukup baik mengingat perbedaan mendasar di seluruh negara dan kebijakan serta situasi ekonomi,” katanya.

Seperti diketahui, OPEC+, aliansi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, menyetujui pengurangan produksi minyak mentah terbesar sejak 2020.

OPEC+ berencana untuk memangkas produksi harian sebesar 2 juta barel, yang langsung direspon oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, pemerintahan Joe Biden telah mencari lebih banyak minyak dari produsen dalam rangka memerangi inflasi yang dipicu oleh energi.

Sementara itu, Rusia kembali memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan menjual minyak mentah ke negara manapun yang menerapkan batasan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper