Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Jumat (7/10/2022) waktu setempat telah menyetujui pencairan dana senilai US$1,3 miliar atau setara dengan Rp19,87 triliun di bawah Instrumen Pembiayaan Cepat (Rapid Financing Instrument/RFI) guna membantu memenuhi kebutuhan neraca pembayaran Ukraina.
Sebagaimana diketahui, invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa dan krisis ekonomi di Ukraina.
Di tengah perpindahan penduduk secara besar-besaran serta perusakan perumahan dan infrastruktur utama, PDB riil diproyeksikan berkontraksi sebesar 35 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2021 dan kebutuhan pembiayaan tetap sangat besar.
“Dengan latar belakang ini, dan mengingat kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak terus-menerus, termasuk karena kekurangan besar dalam ekspor sereal, IMF telah menyetujui pembiayaan darurat baru untuk Ukraina dengan total US$1,3 miliar di bawah Food Shock Window RFI,” ujar Dewan Eksekutif IMF Kristalina Georgieva, melansir laman resmi IMF, Sabtu (8/10/2022).
Adapun pencairan dibawah RFI ini (setara dengan 50 persen kuota Ukraina di IMF) akan membantu memenuhi kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak, termasuk karena kekurangan ekspor sereal yang besar, sambil memainkan peran katalis untuk dukungan keuangan lebih lanjut dari kreditur dan donor Ukraina.
Kristalina juga menyampaikan, sehubungan dengan komitmen berkelanjutan Ukraina terhadap reformasi ekonomi, fiskal, dan tata kelola serta keterlibatan yang kuat dari semua pemangku kepentingan lainnya, termasuk Lembaga Keuangan Internasional dan sektor swasta, sebagian besar kreditur dan donor bilateral resmi Ukraina— melalui Direktur Eksekutif yang relevan di Fund—telah mengisyaratkan bahwa mereka bermaksud untuk terus mendukung Ukraina secara finansial guna membantu mencapai jalur pertumbuhan yang seimbang dan kelangsungan eksternal jangka menengah.
Baca Juga
Untuk menghilangkan risiko IMF dari pinjaman ke Ukraina dalam keadaan ini, kreditur dan donor bilateral ini telah menegaskan kembali pengakuan mereka atas status kreditur pilihan IMF sehubungan dengan jumlah yang terutang ke Ukraina.
Ini termasuk penarikan yang diminta oleh Ukraina di bawah Food Shock Window RFI, mengingat kerjasama Ukraina yang berkelanjutan dengan IMF, untuk memberikan dukungan keuangan dengan persyaratan yang sesuai untuk mengamankan kemampuan Ukraina untuk melayani IMF, kewajibannya yang telah disetujui oleh Dewan Eksekutif dan jumlah yang disediakan berdasarkan Food Shock Window yang baru, sesuai dengan status kreditur pilihan IMF.
“Mereka juga telah mengkonfirmasi bahwa selama periode awal dukungan Fund ini, penangguhan oleh Kelompok Kreditur Ukraina akan diberlakukan seperti yang diumumkan pada 20 Juli 2022,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, Fund juga akan tetap terlibat erat dengan otoritas Ukraina, dan diskusi tentang Program Monitoring with Board involvement (PMB) akan segera dimulai.
Adapun PMB bertujuan untuk memberikan jangkar yang kuat untuk kebijakan ekonomi makro, mengkatalisasi dukungan donor, dan membantu membuka jalan menuju pengaturan tahap kredit atas.