Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Lonjakan Inflasi, Harga Makanan di Restoran Inggris Melonjak 15 Persen

CGA Prestige Foodservice Price Index mencatat harga makanan dan minuman non-alkohol yang dipasok ke perhotelan Inggris bahkan sudah naik sejak bulan Agustus
Seorang warga berjalan melewati tanda informasi di tengah wabah penyakit Covid-19 di Bolton, Inggris, Senin (17/5/2021)./Antara-Reutersrn
Seorang warga berjalan melewati tanda informasi di tengah wabah penyakit Covid-19 di Bolton, Inggris, Senin (17/5/2021)./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Pub dan restoran Inggris terdampak melonjaknya inflasi karena harga bahan baku terus meningkat. Di kedua tempat ini, lonjakan harga makanan bahkan mencapai 15 persen.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (7/10/2022), CGA Prestige Foodservice Price Index mencatat harga makanan dan minuman non-alkohol yang dipasok ke sektor perhotelan Inggris bahkan sudah naik sejak bulan Agustus, setelah mencatat inflasi dua digit setiap bulan sejak Februari.

Harga naik 2 persen dibandingkan Juli, dengan harga susu, telur, keju, minyak dan lemak melonjak tajam.

Perusahaan pub J D Wetherspoon Plc mengungkapkan inflasi telah menekan pemulihan tingkat pengeluaran di pub Inggris setelah berakhirnya pembatasan Covid-19. Hasil survei awal perseroan melaporkan bahwa meskipun banyak orang memprediksi adanya lonjakan pascalockdown, publik akan bereaksi terhadap demam kabin yang dipaksakan.

"Kenyataannya adalah penjualan pulih dengan lambat, ditambah dengan adanya inflasi biaya," jelasnya.

Emiten yang diperdagangkan di indeks FTSE250 ini menambahkan, bagaimanapun konsumen telah menghindari dampak yang lebih parah dari kenaikan suku bunga dengan menetapkan suku bunga utang tetap pada paruh pertama tahun ini.

James Ashurts dari konsultan penelitian CGA NielsenIQ mengatakan industri ini perlulebih banyak dukungan dari pemerintah untuk bertahan dari tekanan inflasi.

Meskupun tekanan mungkin mereda, musim dingin yang sulit ada di depan,” jelasnya.

Pemimpin kelompok lobi UKHospitality khawatir satu dari 10 perusahaan di sektor ini berisiko tutup pada musim dingin meskipun ada program pemerintah untuk membatasi biaya energi.

"Dalam beberapa bulan ke depan kemungkinan kita akan mencapai puncak inflasi, kemudian melihat beberapa level turun, sebelum penurunan bertahap selama tahun depan," kata Chief executive officer Prestige Purchasing Shaun Allen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper