Stabilitas Sistem Keuangan Masih Terjaga, Begini Perincian OJK

Sektor pasar modal, perbankan, dan IKNB mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan nasional
Foto: Dok. OJK
Foto: Dok. OJK

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga dan didukung dengan perbaikan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan.


Kondisi itu disebut berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.


Sektor pasar modal, perbankan, dan industri keuangan non-bank (IKNB) di Tanah Air, yang didukung upaya edukasi dan perlindungan konsumen, masih menunjukkan tren positif. Perkembangan sektor-sektor tersebut mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan nasional.


Dalam keterangan resminya, OJK memerinci stabilitas sistem keuangan Tanah Air yang tercermin dari perkembangan sektor-sektor jasa keuangan, berikut ini:


Pasar Modal

Kinerja perekonomian domestik yang masih relatif solid turut menjaga kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cenderung lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global. 


Secara year-to-date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp69,47 triliun. Di Pasar SBN, non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp18,84 triliun (month-to-date/mtd) sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 basis poin (bps) mtd di seluruh tenor.


Hingga 30 September 2022, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp175,34 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten. Dalam pipeline, masih terdapat 90 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp61,31 triliun.


Sebagai upaya pendalaman pasar, Bursa Efek Indonesia mencatatkan produk baru berupa Waran Terstruktur pada 19 September 2022. Hingga 30 September 2022, nilai transaksi Waran Terstruktur mencapai Rp38,44 miliar.


Sektor Perbankan

Kredit perbankan pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil yakni 10,62 persen (year-on-year/yoy) yang terutama ditopang kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen (yoy). Pada saat yang sama, laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 7,77 persen (yoy) menjadi Rp7.608 triliun.


Profil risiko perbankan Tanah Air pada periode itu masih terjaga dengan rasio non performing loan atau NPL net perbankan sebesar 0,79 persen (NPL gross: 2,88 persen). 


Kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp16,77 triliun menjadi Rp543,45 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,88 juta nasabah. Dengan begitu, nilai kredit restrukturisasi Covid-19 dan jumlah nasabahnya masing-masing telah turun sebesar 34,56 persen dan 57,90 persen dari titik tertingginya.


Pada Agustus 2022, OJK juga mencatat Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 1,60 persen, di bawah threshold 20 persen, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan meningkat menjadi 25,21 persen. 

Sektor IKNB

Akumulasi pendapatan premi perusahaan asuransi periode Januari - Agustus 2022 mencapai Rp205,90 triliun atau naik 2,10 persen (yoy). Permodalan di sektor asuransi terjaga dengan RBC industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 485,51 persen dan 310,08 persen atau jauh di atas batas minimum sebesar 120 persen.


Pada Agustus 2022, total outstanding piutang pembiayaan meningkat 8,57 persen (yoy) menjadi Rp389,54 triliun dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan sebesar 1,96 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.


Pada periode yang sama, profil risiko perusahaan pembiayaan semakin membaik dengan rasio non performing finance atau NPF gross turun menjadi sebesar 2,60 persen dari 3,90 persen pada Agustus 2021 (NPF neto Agustus 2022 juga membaik menjadi sebesar 0,70 persen dari 1,43 persen pada tahun lalu). 


Aset sektor Dana Pensiun per Agustus 2022 mencapai Rp338,20 triliun atau meningkat sebesar 5,66 persen (yoy), sedangkan investasinya tumbuh 5,70 persen (yoy) menjadi Rp326,96 triliun.


Sementara itu, Outstanding pembiayaan dari fintech peer to peer (P2P) lending pada Agustus 2022 meningkat 80,97 persen (yoy) menjadi Rp47,23 triliun. Adapun, tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari sejak jatuh tempo (TKB90) mencapai 97,11 persen (turun 1,14 persen yoy), sehingga persentase pendanaan macet sebesar 2,89 persen masih dalam batas yang terkendali di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di daerah, OJK terus mengoptimalkan peran 449 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang tersebar di 34 provinsi dan 415 kabupaten/kota.


Program TPAKD tersebut antara lain Program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir atau K/PMR, Kredit Pembiayaan Sektor Prioritas (K/PSP) Pertanian, program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), dan program business matching lainnya. Upaya perluasan akses keuangan tersebut dibarengi program edukasi keuangan secara masif, baik secara online maupun tatap muka.


Sementara itu, sampai dengan 23 September 2022, OJK telah menerima 226.267 layanan melalui berbagai kanal, termasuk 10.109 pengaduan. Dari pengaduan tersebut, sebanyak 50 persen merupakan pengaduan sektor IKNB, 49,5 persen merupakan pengaduan sektor perbankan, dan sisanya merupakan layanan sektor pasar modal. 


Jenis pengaduan yang paling banyak adalah restrukturisasi kredit/pembiayaan, perilaku petugas penagihan dan layanan informasi keuangan. OJK telah menindaklanjuti pengaduan tersebut dengan secara berkala memanggil Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) terkait untuk memperoleh klarifikasi dan penyelesaian dan tercatat 86,6 persen dari pengaduan tersebut telah terselesaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper