Bisnis.com, JAKARTA – Jelang akhir tahun, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) telah membelanjakan sebagian capital expenditure atau capex untuk penambahan unit armada baru. Dari target yang dimiliki hingga Desember 2022, sekitar 50 persen sudah terealisasi.
"Saat ini [pembelian armada baru dari capex] sudah hampir 50 persen lebih sudah terealisasi," ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk. Sigit Djokosoetono di kantor pusat Bluebird, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022).
Pada Juli 2022, emiten perusahaan taksi itu menargetkan penambahan arama taksi maupun non-taksi pada semester II/2022 hingga berjumlah 5.000 unit kendaraan. Investasi yang dilakukan itu menggunakan sebagian dari capex senilai Rp1,2 triliun.
Belanja kendaraan baru maupun peremajaan kendaraan dilakukan sejalan dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat, tercermin dari semakin meningkatnya juga permintaan terhadap kendaraan taksi atau non-taksi Bluebird. Selain untuk keperluan armada, alokasi capex digunakan untuk revitalisasi infrastruktur sistem IT yang dimiliki.
Sigit menjelaskan bahwa pada semester I/2022 sebelumnya, suplai kendaraan sempat terhambat akibat kekurangan chip semikonduktor. Oleh sebab itu, Bluebird baru mengejar penambahan armada pada paruh kedua tahun ini.
Namu, seiring dengan semakin pulihnya pasokan cip, kini Bluebird semakin optimistis bisa mengejar target yang sebelumnya ditetapkan.
Baca Juga
"Insyaallah bisa dapat tercapai tapi kita juga tentunya menunggu kepastian suplai. Tapi kalau dilihat dari suplai kendaraan non-listrik ini sudah lebih stabil dan akan kita realisasikan di kuartal IV/2022 ini," ujar Sigit.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Bluebird Adrianto Djokosoetono menjelaskan bahwa permintaan terhadap layanan taksi maupun non-taksi Bluebird meningkat sejak 2021 dan lebih tinggi lagi pada 2022.
Emiten perusahaan taksi itu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sepanjang kuartal I/2022 sebesar Rp673,98 miliar, atau tumbuh 40,39 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021 yakni Rp480,05 miliar.
Perseroan juga berhasil membalikan posisi rugi menjadi laba bersih pada periode tiga bulan pertama 2022. Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2022, pendapatan pihak ketiga dari kendaraan taksi tercatat sebesar Rp517,47 miliar, tumbuh 48,81 persen dari Rp437,71 miliar.
Sementara itu, pendapatan dari sewa kendaraan meningkat menjadi Rp163,61 miliar dari Rp138,48 miliar.
"Pada kuartal I/2022 itu pemulihan berlanjut walaupun masih ada PPKM karena Omicron, tetapi kita tetap mencatat operating net profit juga. Untuk itu dari capex Rp1,2 triliun kita fokus di semester pertama untuk segmen rental, baru lebih banyak segmen taksi baru di semester kedua tahun," terang pria yang akrab disapa Andre itu, Juli 2022.