Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Bisa Cuan Rp57 Triliun, Ini Penyebabnya

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengklaim mampu mencetak laba senilai US$3,8 miliar atau setara Rp57,38 triliun per Semester I/2022.
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengklaim mampu mencetak laba senilai US$3,8 miliar atau setara Rp57,38 triliun (kurs Rp15.100) pada Semester I/2022.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan pihaknya bakal melaporkan dalam waktu dekat kinerja positif ini kepada publik.

Dia mengungkapkan pencapaian ini sebagai imbas hasil Perjanjian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hal ini juga ditunjukkan dalam bahan paparan yang dipresentasikannya saat rapat dengan Komisi XI DPR.

Dalam paparannya, Irfan menyebut Garuda berhasil mencatatkan laba bersih pada Juni 2022 sebesar US$3,81 miliar dikarenakan adanya pendapatan restrukturisasi utang seiring dengan disetujuinya perjanjian perdamaian dalam proses PKPU yang membuat ekuitas membaik menjadi senilai US$1,5 miliar.

“Insya Allah kita akan mengumumkan kepada publik dalam waktu dekat bahwa Garuda, selain kita positif dari segi operasional tetapi juga mencatatkan laba bersih US$3,8 miliar dolar pada Semester I/2022, diakibatkan oleh hasil perjanjian perdamaian yang kita lakukan di dalam PKPU," kata Irfan saat rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (26/9/2022).

Selain itu, Irfan juga dalam paparannya menjelaskan bahwa laba bersih senilai US$3,8 miliar itu mayoritas diperoleh dari cancelation of debt yang turun dari US$10 miliar ke US$5 miliar.

"Jadi nilai US$3,8 ini mayoritas diperoleh dari situ, yaitu cancelation of debt. Jadi utang yang turun dari US$10 miliar ke US$5 miliar menjadi salah satu penyebab utamanya. Demikian juga dengan kinerja ekuitasnya,” ujarnya.

Dengan angka tersebut, Irfan pun optimistis bahwa kinerja Garuda Indonesia pada tahun ini semakin gemilang. Dia mengungkapkan secara grafik pada 2022 ini, garis birunya sudah mulai menunjukkan peningkatan di atas garis merah. Kurva ini yang menunjukkan perseroan bisa makin profitable.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetyo menyebutkan dengan dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada Garuda akan memperbaiki likuiditas perseroan, dan menyokong biaya perawatan pesawat yang dimiliki Garuda.

"PMN ini juga merupakan bagian komitmen saat kami bernegosiasi dengan para lessor dan kreditur. Komitmen pemerintah Rp7,5 triliun menjadi satu condition precedenct agar perjanjian homologasi dapat ditandatangani pada Juni lalu," ungkapnya.

Garuda Indonesia juga diproyeksi dapat menyumbang pajak tidak langsung senilai US$7,28 dan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) hingga US$725,59 per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper