Bisnis.com, JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berencana meluncurkan minyak goreng kemasan bermerek Minyakita untuk menstabilkan harga minyak goreng nasional hingga kembali ke level Rp14.000 per liter.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa sampai Agustus 2022, PTPN Group melalui anak usaha PT Industri Nabati Lestari (INL) telah memproduksi dan mendistribusikan 208 ribu ton minyak goreng.
Produksi minyak nasional tersebut dilakukan melalui tiga merek dengan segmentasi berbeda, yakni Nusakita, Salvaco dan kemasan sederhana INL.
Ia mengatakan, PT INL juga akan memproduksi minyak goreng kemasan rakyat dengan merek Minyakita. Minyak goreng kemasan itu akan diproduksi masal pada 1 Oktober 2022 dengan kapasitas 3 juta liter per bulan dengan kemasan 1 liter.
"Harga per kemasan 1 liternya akan dijual Rp14.000 dan kita akan distribusikan di Sumatera bagian utara, Jabodetabek, serta Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," ujar Abdul Ghani pada Senin (26/9/2022).
PT INL memproduksi Minyakita dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak goreng dengan harga yang terjangkau sesuai dengan program pemerintah.
Baca Juga
Menurutnya, dengan diproduksinya Minyakita secara kemasan selain mempermudah distribusi, juga menjaga kehigienisan minyak goreng itu sendiri.
Produksi Minyakita juga merupakan salah satu upaya untuk turut berkontribusi menekan tren kenaikan harga minyak goreng, seiring siklus komoditas selama pandemi Covid-19.
"Hal itu, juga sesuai dengan arahan Pemerintah dan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar PTPN ikut menstabilkan harga minya goreng di pasar," ungkap Abdul Ghani.
Sebelumnya, Abdul Ghani mengatakan bahwa PTPN Group siap memenuhi kebutuhan sepertiga minyak goreng nasional atau menyuplai 1,8 juta kilogram (kg) pada 2026. Saat ini rata-rata kebutuhan minyak goreng nasional sekitar 5,7 juta kg per tahun.
Dalam 5 tahun ini, PTPN Group akan mulai melakukan peremajaan perkebunan sawit rakyat. Harapannya, produktivitasnya akan meningkat signifikan.
Dia menambahkan apabila semua target tersebut terealisasi, perusahaan pelat merah tersebut bakal menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia.