Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal kembali membuka lelang wilayah kerja minyak dan gas (WK Migas) tahap kedua dengan penawaran kontrak yang lebih menarik pada November 2022 mendatang.
“Kami akan kembali membuka lelang WK Migas pada putaran kedua tahun ini terdiri dari lima kandidat untuk penawaran langsung,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat membuka The 46th IPA Convention & Exhibition di JCC Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Selain itu, Arifin menambahkan, terdapat satu kandidat untuk penawaran langsung yang berada di Blok Paus, satu kandidat lelang reguler dan satu penawaran langsung di West Kampar.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi sumber daya pada WK West Kampar berada di angka 130 Million Barrels of Oil (MMBO), Barakuda mengandung 227,47 MMBO dan 1.633,38 Billions of Standard Cubic Feet (BSCF) gas, 2,5 trillion cubic feet (TCF) gas, Peri Mahakam mengandung 1.368 Million Barrels of Oil Equivalent (MMBOE), Bose mencapai 1.052,07 MMBO, Bunga sebesar 1.308 MMBOE. Sementara untuk potensi sumber daya Jabung Tengah dan Sangkar masih dalam kajian.
Di sisi lain, Arifin mengatakan, kementeriannya telah mengeluarkan sejumlah paket insentif yang lebih menarik untuk menggaet investasi dari perusahaan Migas multinasional tahun ini.
Adapun, ketentuan yang dimaksud antara lain perbaikan profit split kontraktor dengan mempertimbangkan faktor risiko WK, signature bonus terbuka untuk ditawar, FTP menjadi 10 persen shareable, penerapan harga DMO 100 persen selama Kontrak, memberikan fleksibilitas bentuk kontrak (PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split), ketentuan baru relinquishment (tidak ada pengembalian sebagian area di tahun ke-3 kontrak), kemudahan akses data melalui mekanisme membership Migas Data Repository (MDR) serta pemberian insentif dan fasilitas perpajakan sesuai peraturan yang berlaku.
“Selain itu, untuk meningkatkan investasi kita juga akan merevisi Undang-Undang Migas 2021 dengan memperbaiki sisi fiskal, asumsi, kemudian bisnis dan kepastian kontrak,” ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi siap jual atau lifting migas sepanjang semester I/2022 masih di bawah target.
Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga Juni 2022 tercatat sebesar 616.600 barel per hari. Capaian itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2022 sebesar 704.000 barel per hari.
Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sampai dengan semester I/2022 tercatat 5.326 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2022 sebesar 5.800 mmscfd.
Dengan demikian, capaian lifting migas pada semester I/2022 tercatat sebesar 1,57 juta barel setara minyak per hari atau hanya mencapai 90 persen dari target sepanjang tahun ini 1,73 juta boepd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya realisasi lifting migas pada periode tersebut disebabkan oleh mundurnya penyelesaian proyek-proyek besar yang diasumsikan menambah capaian produksi tahun ini.
“Contohnya JTB di saat kita menyusun APBN tahun ini, asumsinya JTB akan onstream di 2021, kemudian mundur dan mudah-mudahan akhir Juli dan awal Agustus bisa onstream. Tangguh Train III yang sesungguhnya saat kita menyusun semua di akhir 2021 tapi karena pandemi ini geser,” kata Dwi di Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Dwi menambahkan, dari sisi investasi di sektor hulu migas hingga semester I/2022 hanya tercatat US$4,8 miliar atau hanya baru mencapai 36,4 persen dari target sepanjang tahun ini senilai Rp13,2 miliar.