Bisnis, DENPASAR - Sejumlah pelabuhan di Indonesia sudah merindukan kapal pesiar kembali berlabuh setelah dilanda pandemi Covid-19.
Cruise, sebutan kapal pesiar yang dipakai secara khusus untuk tujuan rekreasi ini sudah lama tak bersandar di perairan nasional. Padahal, kedatangannya bisa membawa dampak positif untuk pariwisata dan perekonomian.
CEO PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional Bali-Nusa Tenggara Ali Sodikin mengatakan pihaknya tengah bersiap menanti kunjungan perdana kapal pesiar Laperouse asal Australia. Ini merupakan kunjungan pertama pasca pandemi Covid-19 menghantam Indonesia pada awal 2020.
Kapal Cruise yang memiliki panjang sekitar 130 meter ini, kata Ali, dijadwalkan tiba di Pelabuhan Benoa, Bali pada 19 September 2022 pukul 08.30 WITA. Berdasarkan informasi sementara, kapal tersebut akan mengangkut kurang lebih 100 penumpang.
"Dia [kapal cruise] bakal menginap satu malam untuk melakukan pergantian penumpang. Penumpang lama turun terus ada penumpang baru bakal naik," kata Ali kepada Tim Jelajah Pelabuhan 2022, Rabu (14/9/2022).
Namun Ali menyebut, sebelum tiba di Pelabuhan Benoa, kapal Laperouse ini akan tiba lebih dulu di Pelabuhan Kalabahi, Nusa Tenggara Timur pada 16 September 2022.
Baca Juga
Menurutnya, Bali memiliki kekuatan atau potensi pariwisata yang sangat besar. Hal ini juga didukung dengan kondisi geografis yang telah mendukung untuk pelayanan kapal pesiar.
Untuk itu, sambung dia, dalam rangka meningkatkan layanan kapal pesiar di kawasan tersebut, pihaknya terus melakukan kolaborasi dengan stakeholder terkait untuk meningkatkan fasilitas dan insfrastruktur yang dibutuhkan.
"Kami memiliki kapasitas untuk terminal cruise dengan luasan 5.889 meter di Pelabuhan Benoa ini dengan kapasitas 3.000 passanger. Sebelumnya hanya 1.500 passanger," tutur Ali.
Bukan itu saja, Pelindo juga terus berupaya memacu atau mengembalikan kunjungan kapal pesiar setelah sempat terhenti dua tahun belakangan. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menyiapkan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), terminal khusus cruise.
Lewat proyek ini, Pelindo ingin Benoa jadi hub port kapal pesiar sekaligus ikon tersendiri dari perseroan. Nantinya, kapal pesiar bisa memulai dan mengakhiri perjalanan dari Indonesia.
"Jadi kita tidak usah ke luar negeri. Selama ini kan kalau kita mau naik kapal pesiar itu kita harus terbang dulu ke negara lain baru bisa naik kapal pesiar. Ke depan, kita bisa melayani itu dan dampak ekonominya jadi luar biasa bagi stakeholder dan masyarakat sekitar," imbuh Ali.
Dia menambahkan, selain kapal Laperouse, hingga akhir tahun sudah terdapat kurang lebih 20 kapal pesiar yang sudah mengajukan izin untuk berkunjung.
Adapun, untuk tahun depan, permohonan izin yang sudah masuk ada sebanyak 47 kapal. Data ini masih bersifat sementara dan akan terus diperbaharui.
Dari 20 kunjungan cruise hingga akhir 2022, permohonan kunjungan terbanyak ada di bulan November dan Desember seiring adanya event Presidensi G20 dan libur akhir tahun.
"September ini ada satu kapal yaitu kapal Laperouse dan Oktober ada 2 kapal tanggal 10 dan 25 Oktober 2022, sedangkan November dan Desember masing-masing ada 7 kapal," terang dia.
Lebih lanjut dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka menyambut kunjungan perdana kapal pesiar ini, Pelindo telah menyiapkan sumber daya yang profesional dan memadai serta koordinasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan pelayanan lancar.
Terpisah, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai sejauh ini kinerja Pelindo terutama di Pelabuhan Benoa sudah cukup baik.
Menurutnya, setiap masukan yang disampaikan untuk meningkatkan pelayanan terutama kelancaran arus kapal dan penumpang wisata cepat ditanggapi oleh Pelindo.
"Berkenaan dengan kesiapan menyambut kedatangan kapal cruise pertama sejak pandemi, Leperouse nanti, maka semua pihak terkait sudah melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan," sebutnya.
Carmelita menuturkan, saat ini insan maritim makin menyadari bahwa industri wisata jadi salah satu sumber devisa negara, terutama wisata bahari. Maka dari itu, pada 7 dan 8 Oktober nanti pihaknya juga akan menyelenggarakan INSA Yacht Festival di Benoa Marina.
Bukan itu saja, dia juga berharap dibukanya kembali kunjungan kapal pesiar ini akan jadi titik balik bertumbuhnya pariwisata di Indonesia dan wisata bahari khususnya.
"Tentu saja ini akan memberikan multiplier effect. Selain kunjungan wisatawan yang meningkat, akan ada kas pajak daerah yang bertambah, tumbuhnya UMKM dan semakin berkembangnya lokasi sekitar pelabuhan," ucap Carmelita.
Sementara itu sebelumnya, General Manager Pelabuhan Tanjung Emas Hardianto mengatakan pihaknya juga rencananya akan kembali melayani kedatangan kapal pesiar pada 24 September 2022.
"Rencana bulan ini pada 24 September kalau tidak meleset, akan ada kunjungan pertama kapal cruise," katanya kepada Tim Jelajah Pelabuhan 2022, Kamis (8/9/2022).
Dia menyebut pihak atau agen pelayaran telah mengirimkan surat beberapa kali ke Pelabuhan Tanjung Emas untuk berkunjung. Mereka ingin memastikan apakah pelabuhan tersebut sudah bisa dikunjungi atau belum.
Adapun kapal cruise yang mengangkut turis mancanegara itu biasanya akan berwisata ke Jawa Tengah terutama Borobudur. Untuk itu, pihaknya juga sudah menerima surat dari Provinsi yang menyatakan bahwa daerah Jawa Tengah sudah bisa dilakukan kunjungan kapal pesiar.
"Mudah-mudahan tepat waktu pada 24 September ini kapal pesiar bisa masuk ke Semarang lagi," tutupnya.