Bisnis.com, JAKARTA – Anak subholding PT Pelindo (Persero), PT IPC Terminal Petikemas (TPK) mengungkapkan sejumlah perkembangan yang dirasakan setelah merger BUMN pelabuhan tersebut pada Oktober 2021.
"Pelindo semenjak bergabung koordinasinya menjadi lebih baik, sudah menstandarkan operasional, dan commercial treatment yang sama," ujar Direktur Utama PT IPC Terminal Petikemas (TPK) David Sirait, Senin (7/9/2022).
Pascamerger, David mengatakan bahwa IPC TPK yang dulunya merupakan anak usaha Pelindo II, saat ini fokus di antaranya mendorong efisiensi biaya dan memaksimalkan pendapatan.
Untuk efisiensi biaya, IPC TPK melakukannya dengan efisiensi konsumsi bahan bakar. Alat bongkar muat yang digunakan contohnya di Tanjung Priok, saat ini menghabiskan 0,5 liter solar per arus petikemas atau twenty-foot equivalent per units (TEUs).
Sebelumnya, kata David, konsumsi solar per liter untik setiap TEUs yakni 1 liter per TEUs.
"Kita sudah turunkan tahun ini bisa 0,5 liter untuk per TEUs. Walaupun secara harga naik, konsumsi bahan bakar lebih efisien," terang David.
Terkait dengan peningkatan kinerja, IPC TPK mendorong peningkatan throughput petikemas melalui salah satunya pembukaan service (layanan) baru. Pembukaan service baru meliputi feeder, interasia, dan direct service ke kawasan Timur Tengah dan Mediterrania.
"Ada delapan service baru untuk meningkatkan revenue kita. Contohnya di Priok itu throughput internasional naik 6 persen, domestik 3 persen," ungkapnya.