Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir: Pemerintah Bisa Turunkan Harga BBM, Ini Syaratnya

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa ada potensi penurunan harga BBM seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Petugas SPBU di Kota Palembang mengisi BBM kendaraan saat libur Natal 2020. istimewa
Petugas SPBU di Kota Palembang mengisi BBM kendaraan saat libur Natal 2020. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian BUMN menyampaikan kemungkinan adanya penurunan harga BBM dengan syarat harga minyak dunia juga mengalami penurunan.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan adanya potensi harga BBM non subsidi, Pertamax, untuk turun karena menyesuaikan harga minyak mentah dunia.

“Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," kata Erick saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Harga minyak Brent (ICE) kontrak November 2022 berdasarkan data Bloomberg hari ini, Kamis (8/9/2022) pukul 08.35 WIB, berada di angka US$88,96 per barel. Angka tersebut terpantau turun dari harga kemarin malam yang berada di level US$90,17 per barel.

Sementara minyak WTI juga terpantau mengalami penurunan dari hari kemarin, yakni dari US$84,17 ke US$82,93 per barel untuk kontrak Oktober 2022.

Pada saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, Sabtu (3/9/2022) 14.18 WIB, harga minyak Brent (ICE) berada di angka US$93,02 per barel untuk pengiriman November. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2022 berada pada level US$86,87 per barel.

Melihat penurunan yang terjadi, sangat mungkin menjadi acuan pemerintah dalam melakukan penyesuaian harga BBM.

"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," tuturnya.

Adapun pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara Pertamax non subsidi disesuaikan dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper