Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian BUMN menyampaikan kemungkinan adanya penurunan harga BBM dengan syarat harga minyak dunia juga mengalami penurunan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan adanya potensi harga BBM non subsidi, Pertamax, untuk turun karena menyesuaikan harga minyak mentah dunia.
“Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," kata Erick saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Harga minyak Brent (ICE) kontrak November 2022 berdasarkan data Bloomberg hari ini, Kamis (8/9/2022) pukul 08.35 WIB, berada di angka US$88,96 per barel. Angka tersebut terpantau turun dari harga kemarin malam yang berada di level US$90,17 per barel.
Sementara minyak WTI juga terpantau mengalami penurunan dari hari kemarin, yakni dari US$84,17 ke US$82,93 per barel untuk kontrak Oktober 2022.
Pada saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, Sabtu (3/9/2022) 14.18 WIB, harga minyak Brent (ICE) berada di angka US$93,02 per barel untuk pengiriman November. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2022 berada pada level US$86,87 per barel.
Baca Juga
Melihat penurunan yang terjadi, sangat mungkin menjadi acuan pemerintah dalam melakukan penyesuaian harga BBM.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," tuturnya.
Adapun pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara Pertamax non subsidi disesuaikan dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.