Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan Naik, Kemendag Ungkap Kenaikan BBM Jadi Pemicu

Pada hari ini, Kamis (8/9/2022) harga cabai merah besar naik sebesar 10,59 persen menjadi Rp65.800 per kilogram (kg) dari minggu sebelumnya.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perdagangan mengatakan  lonjakan beberapa harga bahan pokok disebabkan kenaikan biaya transportasi, bahkan sebelum bahan bakar minyak (BBM) resmi dinaikan pemerintah. Ada beberapa harga pangan yang mengalami kenaikan seperti cabai yang sempat turun, tetapi seminggu ini kembali naik signifikan.

Plt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menyampaikan bahwa para petani cabai menjelang naiknya BBM kesulitan memperoleh solar. Jika pun tersedia, harganya tinggi seperti terjadi yang dialami petani di Banyuwangi dan Kediri yang merupakan sentra produksi cabai.

“Memang kenaikan bahan bakar juga berdampak pada kenaikan beberapa harga bahan pokok. Sekarang sudah bergerak. Ada cabe. Memang beberapa hari lalu itu itu rupanya karena ada isu BBM naik, transportasinya naik duluan. Kedua dari sentra produksi tidak mudah dapat solar, ada antri 4 jam, antri semaleman,” ujar Syailendra saat dihubungi Bisnis, Kamis (8/9/2022).

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan pada hari ini harga cabai merah besar naik sebesar 10,59 persen menjadi Rp65.800 per kilogram (kg) dari minggu sebelumnya. Kemudian, harga cabai rawit merah 8,35 persen menjadi Rp64.900 per kg dari Rp59.500. Kenaikan harga cabai merah keriting terus berlanjut dari Rp59.500 menjadi Rp70.900 per kg, atau naik 19,16 persen.

Menurut Syailendra, dengan masalah tranportasi tersebut, saat ini pihaknya tengah menunggu ketetapan resmi dari Kementerian Perhubungan soal acuan kenaikan tarif transportasi.

“Saya meminta juga dari Kemenhub untuk dapat angka yang biasa jadi acuan untuk jadi acuan temen-temen untuk tarif mereka, asosiasi [cabai]. Itung-itungan mereka kan 15-25 persen naiknya menurut perhitungan asosiasi,” ujarnya.

Meski demikian, Syailendra mengatakan harga cabai akan perlahan normal seiring dengan panennya petani dalam 2 minggu ini. Selain itu, dia juga memprediksi jika harga telur pun akan kembali stabil di kisaran Rp27.000-Rp28.000 per kilogram. Hal ini seiring dengan pulihnya populasi ternak ayam.

“Telur sudah mulai recovery. Performa ini akan normal mulai Oktober,” ujar dia.

Harga telur berangsur mulai mengalami penurunan secara perlahan, terpantau pada hari ini, Kamis (8/9/2022) pukul 10.12 WIB, berada di angka Rp30.200 per kilogram (kg).

Hari ini, berdasarkan PIHPSN melaporkan harga telur hari ini turun 1,95 persen atau setara dengan Rp600 menjadi Rp30.200/kg. Sebelumnya harga telur sempat mengalami kenaikan karena keterbatasan stok akibat afkir dini yang dilakukan peternak dan harga pokok produksi (HPP) yang melonjak, bahkan sempat menyentuh Rp32.000/kg secara rerata nasional.

Selanjutnya, harga daging ayam ras stabil di angka Rp34.600 per kg. Adapun, harga beras stabil baik untuk premium dan medium, masing-masing di angka Rp12.600 per kg, dan Rp10.600 per kg. Sementara itu, harga bawang putih honan terpantu sedikit mengalami kenaikan dari Rp26.800 menjadi Rp26.900 per kg, sedangkan harga bawang merah stabil di angka Rp34.200 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper